"Aku bisa membunuhmu, Pandu."
"Tidak, hidup-mati itu adalah urusan Tuhan. Menikahlah denganku, kita akan hidup bersama."
Aku menangis di pelukan Pandu, satu-satunya orang yang membuatku masih merasa hidup dan diinginkan. Pandu, lebih dari antiretroviral yang harus aku telan setiap hari.
***
Hari ini Arin merasa sangat senang dan bahagia, karena hari ini adalah hari reuni akbar kampus. Arin senang karena akan bertemu dengan kedua sahabatnya, Anita dan Andrio, yang sudah lama tidak bersua. Ya, mereka adalah tiga sahabat karib yang selalu bersama sejak masa awal kuliah hingga lulus. Dan mereka menamakan genk mereka itu sebagai Atiga, karena nama ketiganya sama-sama berawalan A.
Sejak lulus kuliah mereka memang jarang ketemu disebabkan kesibukan masing-masing. Makanya, reuni merupakan hari yang sangat mereka tunggu-tunggu untuk dapat berkumpul kembali. Meskipun Atiga itu jarang bersua, tapi mereka selalu saling berbagi kabar, sehingga hubungan di antara mereka tak pernah terputus. Mereka saling mengetahui apa yang terjadi, namun tatap muka dan berbagi cerita secara langsung tetap tak ada gantinya.
Pada acara reuni itu, Arin datang ditemani oleh Pandu--yang kini telah resmi menjadi suaminya. Sedangkan Anita dan Andrio, mereka datang sendiri-sendiri karena memang masih belum memiliki pendamping. Saat Arin dan Pandu datang, ternyata Anita dan Andrio telah duduk berdua di pojok ruang pertemuan. Sengaja memang mereka memilih duduk di tempat yang agak jauh dari keramaian teman-teman alumni kampus, agar dapat mengobrol lebih banyak tanpa ada gangguan.
"Hei Arin, Pandu! Sini...," sapa Anita dan Andrio secara bersamaan. Arin dan Pandu yang mendengar paggilan itu segera mendekat.
"Selamat, ya, akhirnya kalian benar-benar bisa bersatu." Anita memeluk erat Arin, melepas kerinduan sekian lama berpisah. Sedangkan Andrio menjabat tangan Arin dan Pandu secara bergantian.
Usai melepas rindu, mereka pun larut berbagi cerita masing-masing, tentang kisah hidup yang telah mereka alami saat berpisah. Anita berbagi kisah tentang hidupnya yang jatuh sampai sempat mendekam dalam penjara karena narkoba. Andrio menceritakan bagaimana rencana pernikahan yang sudah ia siapkan tiba-tiba kandas.
"Tapi kamu nggak trauma kan, Yo?" tanya Anita yang sempat takut kalau Andrio--satu-satunya cowok dalam Atiga--menjadi trauma terhadap cewek dan mengganti orientasi seksnya seperti yang dilakukan oleh Papa Anita.