Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Sunyi

16 April 2016   20:58 Diperbarui: 16 April 2016   22:59 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mata buta akan kebencian dan

Angkara bila tiada di antaranya

 

Kembali, Viona menemukan sebuah puisi beramplop biru beserta setangkai white lily kesukaannya di atas meja kerjanya di kamar.

Hm... sepertinya Si Pengirim ini tau betul dengan warna favorit dan bunga kesukaanku? Apakah ia orang yang kukenal baik? Tapi, siapakah ia? Viona bergumam.

Entah kenapa pikirannya tiba-tiba saja tertuju kepada murid-muridnya di Sekolah Luar Biasa (SLB) Budi Daya, tempat ia mengabdikan diri sebagai guru di sana. Memang ada beberapa murid laki-laki yang pernah menyatakan perasaan kepadanya. Tapi Viona yang telah bertunangan dengan Bowo - pemuda yang telah berhasil menaklukkan hatinya dari patah hati berkepanjangan gara-gara ditinggal nikah cinta pertama - tak pernah menggubrisnya. Bukan. Bukan karena mereka berkebutuhan khusus. Tapi memang ia tulus mencintai mereka hanya sebagai anak didiknya, tak lebih dari itu.

"Sudahlah, Sayang. Anggap aja itu dari pengagum rahasiamu," ujar Bowo, mencoba menenangkan hati Viona.

"Emang kamu nggak cemburu, Mas?" Viona menatap tunangannya itu. Bowo hanya tertawa saat pertanyaan itu terlontar dari mulut gadis yang amat dicintainya itu.

"Kok ketawa, sih?"

"Lantas aku harus gimana?" Bowo menatap lembut Viona. "Aku percaya sepenuhnya sama kamu. Soal kamu memiliki pengagum rahasia, bagiku itu hal yang wajar. Wong aku dulu juga pengagummu saat kuliah kok."

Viona mendesah. Hatinya masih menyimpan kegalauan. Siapakah sebenarnya pengagum rahasia itu? Kenapa ia sama sekali tidak memberikan inisial namanya di setiap puisi yang ditulisnya. Ups! Sebenarnya bukan ditulis, melainkan diketik pake komputer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun