Mohon tunggu...
Ali Mutaufiq
Ali Mutaufiq Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Menulis Artikel kehidupan dan Umum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Green Economy dalam Sektor Energi Terbarukan: Strategi dan Peluang

6 Desember 2024   08:17 Diperbarui: 6 Desember 2024   08:21 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ali Mutaufiq

Pendahuluan

Green economy atau ekonomi hijau adalah konsep ekonomi yang berfokus pada keberlanjutan, dengan mengutamakan pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan dan peningkatan kualitas hidup manusia. Konsep ini menjadi sangat relevan di tengah tantangan perubahan iklim dan degradasi lingkungan yang semakin mendalam. Sektor energi terbarukan memegang peranan kunci dalam ekonomi hijau karena potensi besar yang dimilikinya dalam menggantikan energi fosil yang merusak lingkungan. Energi terbarukan mencakup berbagai sumber energi yang dapat diperbaharui secara alami, seperti energi matahari, angin, biomassa, hidro, dan geotermal.

Dalam artikel ini, kita akan membahas teori-teori yang mendasari ekonomi hijau, kondisi sektor energi terbarukan di berbagai negara, serta strategi dan peluang untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi terbarukan dalam mendukung ekonomi hijau.

Teori Green Economy

Green economy adalah sebuah model ekonomi yang bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara pembangunan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan kesejahteraan sosial. Konsep ini pertama kali dipopulerkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) dalam laporan tahun 2011 yang menyatakan bahwa green economy adalah ekonomi yang menghasilkan peningkatan kesejahteraan manusia dan keadilan sosial sambil secara signifikan mengurangi risiko kerusakan lingkungan dan kekurangan sumber daya alam.

Beberapa prinsip dasar dari green economy adalah:

  1. Pengurangan Emisi Karbon: Mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengganti energi fosil dengan sumber energi terbarukan.
  2. Efisiensi Energi: Penggunaan energi secara lebih efisien melalui teknologi dan inovasi yang lebih ramah lingkungan.
  3. Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan: Memanfaatkan sumber daya alam dengan cara yang tidak merusak ekosistem dan dapat diperbaharui.
  4. Inklusi Sosial: Menciptakan lapangan pekerjaan hijau yang mendukung keberlanjutan sosial dan ekonomi.

Energi Terbarukan dalam Konteks Green Economy

Sektor energi terbarukan memiliki peran sentral dalam ekonomi hijau karena energi terbarukan tidak hanya mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan polusi dan pencemaran lingkungan. Energi terbarukan yang umum digunakan adalah:

  1. Energi Surya: Menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan listrik melalui panel surya.
  2. Energi Angin: Menggunakan turbin angin untuk menghasilkan listrik.
  3. Energi Hidro: Menggunakan aliran air untuk menghasilkan listrik melalui pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
  4. Energi Biomassa: Menggunakan bahan organik, seperti sampah pertanian atau hutan, untuk menghasilkan energi.
  5. Energi Geotermal: Menggunakan panas bumi untuk menghasilkan listrik.

Dalam konteks ekonomi hijau, transisi ke energi terbarukan bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang merusak lingkungan dan memperburuk pemanasan global.

Data dan Tren Global dalam Sektor Energi Terbarukan

Sektor energi terbarukan telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Berdasarkan data International Renewable Energy Agency (IRENA), kapasitas energi terbarukan global terus meningkat, dan pada tahun 2023, total kapasitas energi terbarukan global mencapai 3.200 GW, dengan kontribusi terbesar berasal dari energi surya dan angin.

Beberapa data terkait energi terbarukan yang relevan di berbagai negara adalah sebagai berikut:

  1. China: Sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia dan salah satu negara dengan konsumsi energi terbesar, China telah menjadi pemimpin dalam sektor energi terbarukan. China pada tahun 2023 memiliki kapasitas energi terbarukan mencapai 1.000 GW, dengan sebagian besar berasal dari energi angin dan surya. Negara ini berencana untuk mencapai puncak emisi karbon pada tahun 2030 dan menjadi net zero carbon pada 2060.
  2. Amerika Serikat: Pada tahun 2023, Amerika Serikat memiliki kapasitas energi terbarukan sebesar 1.200 GW, yang sebagian besar berasal dari energi angin, surya, dan biomassa. Amerika Serikat juga mendukung pertumbuhan sektor ini dengan kebijakan fiskal seperti Investment Tax Credit (ITC) dan Production Tax Credit (PTC) yang memberikan insentif pajak bagi pengusaha energi terbarukan.
  3. Uni Eropa: Uni Eropa telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 55% pada tahun 2030 dibandingkan dengan tingkat emisi pada 1990. Pada tahun 2023, kapasitas energi terbarukan Uni Eropa telah mencapai lebih dari 1.000 GW, dengan Jerman, Spanyol, dan Denmark menjadi pemimpin dalam pemanfaatan energi surya dan angin.
  4. India: India, sebagai salah satu negara berkembang terbesar, juga menunjukkan komitmen kuat terhadap energi terbarukan. Pada tahun 2023, India memiliki kapasitas energi terbarukan sekitar 200 GW, dengan target untuk mencapai 500 GW dari energi terbarukan pada tahun 2030.

Strategi Pengembangan Energi Terbarukan untuk Mendukung Green Economy

Untuk mencapai transisi yang sukses ke ekonomi hijau, sektor energi terbarukan harus dikembangkan melalui berbagai strategi, di antaranya:

  1. Investasi dalam Infrastruktur dan Teknologi: Negara-negara perlu berinvestasi dalam teknologi yang mendukung pengembangan energi terbarukan, seperti panel surya yang lebih efisien, turbin angin canggih, dan penyimpanan energi yang lebih baik. Infrastruktur yang kuat juga sangat penting untuk mendistribusikan energi terbarukan secara efisien.
  2. Kebijakan yang Mendukung: Pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan yang mendukung energi terbarukan, seperti insentif fiskal, subsidi, dan pemotongan pajak bagi perusahaan yang berinvestasi dalam energi terbarukan. Ini termasuk kebijakan yang mendukung pengurangan emisi karbon, seperti carbon pricing dan cap-and-trade.
  3. Edukasi dan Penyuluhan: Penyuluhan kepada masyarakat dan sektor industri mengenai manfaat energi terbarukan dan keberlanjutan sangat penting untuk mempercepat adopsi teknologi hijau.
  4. Kerjasama Internasional: Negara-negara harus bekerja sama untuk mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim dengan berbagi teknologi, sumber daya, dan pengetahuan. Inisiatif global seperti Paris Agreement memberikan kerangka kerja untuk mengurangi emisi karbon secara global.

Peluang Sektor Energi Terbarukan

Pemanfaatan energi terbarukan dalam ekonomi hijau membuka berbagai peluang, antara lain:

  1. Penciptaan Lapangan Kerja Hijau: Transisi ke energi terbarukan menciptakan banyak lapangan kerja di sektor manufaktur, konstruksi, dan pemeliharaan. Menurut IRENA, sektor energi terbarukan dapat menciptakan lebih dari 80 juta pekerjaan global pada tahun 2030.
  2. Keamanan Energi: Energi terbarukan dapat mengurangi ketergantungan pada energi impor dan meningkatkan ketahanan energi suatu negara. Dengan sumber energi yang dapat diperbarui secara lokal, negara-negara dapat mengurangi kerentanannya terhadap fluktuasi harga energi global.
  3. Peluang Investasi: Dengan meningkatnya permintaan terhadap energi bersih, banyak perusahaan dan investor yang beralih ke sektor energi terbarukan sebagai pilihan investasi yang menguntungkan dan berkelanjutan.

Kesimpulan

Sektor energi terbarukan memiliki potensi besar dalam mendukung green economy dan membantu mengatasi tantangan perubahan iklim. Negara-negara di seluruh dunia telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam pengembangan energi terbarukan, dan dengan strategi yang tepat, sektor ini akan menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan adanya kebijakan yang mendukung, investasi dalam teknologi hijau, dan kerjasama internasional, energi terbarukan dapat memainkan peran kunci dalam menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Referensi:

  1. International Renewable Energy Agency (IRENA). (2023). "Renewable Capacity Statistics 2023."
  2. United Nations Environment Programme (UNEP). (2011). "Towards a Green Economy: Pathways to Sustainable Development and Poverty Eradication."
  3. International Energy Agency (IEA). (2023). "World Energy Investment 2023."
  4. "The Future of Solar and Wind Energy." Journal of Renewable Energy, 2022.

"China's Energy Future: Renewable Energy Development." World Bank, 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun