Ali Mutaufiq., S.E., M.M., CAIA., CODS
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. UMKM berkontribusi besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan perekonomian lokal, dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Di era yang semakin berkembang pesat ini, perubahan teknologi dan kesadaran lingkungan semakin mendominasi. Generasi Z, yang saat ini sedang menempuh pendidikan dan memulai kariernya, memiliki potensi besar untuk mendorong transformasi UMKM melalui sinergi dengan teknologi dan prinsip keberlanjutan lingkungan. Artikel ini akan membahas bagaimana peran mahasiswa Generasi Z dapat membentuk masa depan UMKM dengan memanfaatkan teknologi dan keberlanjutan lingkungan.
1. Mengenal Generasi Z dan Perannya dalam UMKM
Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, merupakan generasi yang sangat terhubung dengan teknologi digital. Mereka tumbuh dalam dunia yang penuh dengan akses informasi melalui internet, sosial media, dan perangkat mobile. Karakteristik mereka yang lebih terbuka terhadap teknologi dan isu-isu sosial membuat mereka memiliki potensi besar dalam menciptakan inovasi, termasuk di sektor UMKM.
Menurut penelitian oleh PwC (2017), 66% generasi Z cenderung tertarik untuk berwirausaha, dan mereka lebih memprioritaskan keberlanjutan lingkungan dalam setiap keputusan bisnis yang diambil. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa generasi Z memiliki peluang besar untuk berkontribusi pada pengembangan UMKM yang berbasis pada teknologi dan keberlanjutan.
2. Sinergi Mahasiswa Generasi Z dengan Teknologi dalam UMKM
Salah satu kekuatan utama yang dimiliki oleh mahasiswa generasi Z adalah kecakapan digital. Mereka sangat familiar dengan berbagai platform digital seperti media sosial, e-commerce, dan aplikasi berbasis teknologi lainnya. Dalam konteks UMKM, mahasiswa generasi Z dapat memberikan kontribusi signifikan melalui:
- Pemanfaatan Teknologi untuk Pemasaran dan Penjualan: Generasi Z terbiasa menggunakan platform digital untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan berbelanja. Dengan kemampuan ini, mereka dapat membantu UMKM memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce untuk meningkatkan visibilitas produk, memperluas pasar, dan meningkatkan penjualan.
- Penggunaan Teknologi untuk Efisiensi Operasional: Teknologi seperti sistem manajemen inventaris berbasis cloud, perangkat lunak akuntansi, atau aplikasi pengelolaan sumber daya manusia dapat membantu UMKM menjalankan operasional yang lebih efisien. Mahasiswa generasi Z dapat mendesain dan mengimplementasikan sistem ini dalam UMKM untuk meminimalisir kesalahan dan mengurangi biaya.
- Inovasi Produk dan Layanan Berbasis Teknologi: Mahasiswa yang memiliki latar belakang di bidang teknologi dapat mengembangkan produk dan layanan baru untuk UMKM. Misalnya, menciptakan aplikasi yang mempermudah pelanggan melakukan pembelian atau meningkatkan kualitas produk melalui penggunaan teknologi.
3. Keberlanjutan Lingkungan dalam UMKM
Keberlanjutan lingkungan semakin menjadi perhatian global, termasuk bagi para konsumen yang semakin peduli terhadap dampak ekologis dari produk yang mereka konsumsi. Generasi Z, yang dikenal lebih sadar lingkungan, dapat membantu UMKM untuk beradaptasi dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.
- Produksi Ramah Lingkungan: Mahasiswa generasi Z dapat memandu UMKM dalam mengadopsi praktik produksi yang ramah lingkungan. Misalnya, penggunaan bahan baku yang dapat didaur ulang, pengurangan limbah produksi, dan penerapan prinsip ekonomi sirkular (circular economy) yang mendorong pemanfaatan kembali produk atau material untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
- Mengadopsi Energi Terbarukan: Generasi Z juga dapat membantu UMKM dalam mengadopsi energi terbarukan, seperti panel surya, untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Mahasiswa yang memiliki pengetahuan tentang teknologi hijau dapat memandu UMKM untuk berinvestasi dalam solusi energi yang lebih ramah lingkungan dan lebih efisien.
- Pengembangan Produk Berkelanjutan: Selain memodifikasi proses produksi, mahasiswa generasi Z dapat mendorong UMKM untuk menciptakan produk yang mendukung keberlanjutan, seperti produk organik, ramah lingkungan, atau menggunakan bahan baku yang dapat diperbaharui. Konsumen saat ini semakin mencari produk yang dapat mendukung gaya hidup berkelanjutan.
4. Teori-Teori yang Mendukung Sinergi Mahasiswa Generasi Z dalam UMKM
Beberapa teori yang dapat mendasari kontribusi mahasiswa generasi Z dalam pengembangan UMKM adalah sebagai berikut:
- Teori Inovasi Terbuka (Open Innovation): Teori ini, yang diperkenalkan oleh Henry Chesbrough (2003), menjelaskan bahwa perusahaan (termasuk UMKM) dapat meningkatkan inovasi mereka dengan mengizinkan pengetahuan eksternal masuk ke dalam organisasi. Mahasiswa generasi Z, dengan pengetahuan terbaru dan kecakapan teknologi mereka, dapat menjadi sumber penting dalam proses inovasi ini.
- Teori Ekonomi Sirkular: Menurut Ellen MacArthur Foundation (2013), ekonomi sirkular adalah model yang berfokus pada perpanjangan siklus hidup produk dengan mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang material. Konsep ini sangat relevan dalam mengembangkan UMKM yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
- Teori Kepemimpinan Transformasional: Teori ini, yang dikembangkan oleh Bernard Bass (1985), menekankan pada kemampuan pemimpin untuk menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, termasuk tujuan keberlanjutan. Mahasiswa generasi Z dapat menerapkan kepemimpinan transformasional dalam memotivasi pemilik UMKM untuk menerapkan praktik bisnis yang lebih berkelanjutan.
5. Tantangan dan Peluang bagi UMKM
Meskipun ada banyak peluang, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi oleh UMKM dalam menjalankan transformasi berbasis teknologi dan keberlanjutan, seperti:
- Akses ke Modal: Banyak UMKM menghadapi kesulitan dalam memperoleh modal untuk investasi dalam teknologi dan praktik keberlanjutan. Di sini, mahasiswa generasi Z yang memiliki pengetahuan dalam bidang keuangan dan teknologi dapat mencari cara untuk mengakses dana melalui crowdfunding atau kemitraan dengan lembaga keuangan yang mendukung UMKM.
- Keterbatasan Pengetahuan: Tidak semua UMKM memiliki pemahaman mendalam tentang teknologi dan keberlanjutan. Oleh karena itu, mahasiswa generasi Z dapat berperan sebagai penghubung dengan memberikan pelatihan dan edukasi kepada pelaku UMKM agar mereka dapat memahami dan mengimplementasikan teknologi serta praktik ramah lingkungan secara efektif.
6. Kesimpulan
Generasi Z, dengan keterampilan teknologi yang canggih dan kesadaran yang tinggi terhadap isu-isu keberlanjutan, memiliki peran kunci dalam membentuk masa depan UMKM Indonesia. Melalui sinergi antara mahasiswa generasi Z dan UMKM, Indonesia dapat menciptakan model bisnis yang lebih efisien, inovatif, dan ramah lingkungan. Sebagai agen perubahan, generasi Z dapat mendorong UMKM untuk beradaptasi dengan perubahan zaman, sehingga tidak hanya menciptakan keuntungan ekonomi, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang.
Referensi:
- Chesbrough, H. (2003). Open Innovation: The New Imperative for Creating and Profiting from Technology. Harvard Business Press.
- Ellen MacArthur Foundation. (2013). Towards the Circular Economy: Economic and business rationale for an accelerated transition.
- PwC. (2017). The Next Generation: Preparing for a New Era of Entrepreneurship. PwC's NextGen Survey.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H