Ali Mutaufiq, S.E., M.M., CAIA., CODS
Pendahuluan
Setiap manusia pasti mengalami ujian dalam hidup. Ujian tersebut bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari masalah kesehatan, keuangan, hubungan sosial, hingga tantangan dalam mencapai tujuan hidup. Dalam Islam, ujian hidup merupakan bagian dari takdir yang sudah ditentukan oleh Allah SWT, dan cara kita menghadapinya menjadi cerminan dari keimanan dan ketakwaan kita kepada-Nya. Untuk memberikan motivasi dalam menghadapi ujian hidup, Islam melalui prinsip Maqashid Syariah memberikan panduan yang jelas. Maqashid Syariah mengajarkan bahwa setiap ujian memiliki tujuan tertentu yang berhubungan dengan lima aspek utama kehidupan umat Islam, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
Artikel ini akan mengulas bagaimana menghadapi ujian hidup berdasarkan Maqashid Syariah, dilengkapi dengan ayat Al-Qur'an, hadis, dan referensi yang mendalam.
Maqashid Syariah: Tujuan Hidup yang Diajarkan Islam
Pengertian Maqashid Syariah
Maqashid Syariah adalah tujuan-tujuan utama yang ingin dicapai oleh hukum-hukum Islam. Imam Al-Shatibi dalam bukunya Al-Muwafaqat menjelaskan bahwa Maqashid Syariah meliputi lima aspek dasar kehidupan yang harus dijaga, yaitu:
- Hifz al-Din (Memelihara Agama)
- Hifz al-Nafs (Memelihara Jiwa)
- Hifz al-Aql (Memelihara Akal)
- Hifz al-Nasl (Memelihara Keturunan)
- Hifz al-Mal (Memelihara Harta)
Setiap ujian yang datang dalam hidup, menurut perspektif Maqashid Syariah, dapat dilihat sebagai cara untuk menjaga atau menguji salah satu dari lima aspek tersebut. Oleh karena itu, dalam menghadapi ujian hidup, kita harus selalu berpegang pada prinsip-prinsip ini, yang akan membantu kita menemukan makna dan tujuan dari setiap peristiwa dalam hidup.
Motivasi Menghadapi Ujian Hidup Berdasarkan Maqashid Syariah
1. Ujian sebagai Pengingat untuk Memperbaiki Iman dan Agama
Ujian hidup seringkali datang untuk menguji keteguhan iman seseorang. Ketika seseorang menghadapi kesulitan, dia akan diingatkan untuk kembali mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam Maqashid Syariah, menjaga agama atau hifz al-din adalah tujuan utama yang harus dijaga.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan: 'Kami telah beriman,' dan mereka tidak diuji?"(Surah Al-Ankabut, 29:2)
Ayat ini mengajarkan bahwa ujian adalah bagian dari kehidupan, dan melalui ujian tersebut, Allah menguji iman seseorang. Motivasi yang bisa diambil adalah bahwa setiap ujian adalah kesempatan untuk memperkuat hubungan dengan Allah dan meningkatkan ketakwaan.
2. Ujian sebagai Sarana untuk Menjaga Jiwa
Maqashid Syariah juga mengajarkan bahwa jiwa manusia harus dijaga dan dilindungi. Ujian hidup dapat datang dalam bentuk penyakit, kecelakaan, atau bahkan tekanan mental. Namun, dalam Islam, Allah SWT mengingatkan bahwa kesulitan hidup bukan untuk membinasakan, melainkan untuk membersihkan jiwa dari dosa-dosa dan memperkuat ketahanan mental.
Allah SWT berfirman:
"Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, dia berpaling dan menjauhkan diri. Tetapi apabila dia ditimpa kesulitan, dia berdoa dengan panjang lebar."(Surah Fusilat, 41:51)
Hadis Rasulullah SAW juga mengingatkan kita:
"Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin, segala sesuatu yang dialaminya adalah baik. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka itu baik baginya, dan jika dia mendapat kesulitan, dia bersabar, maka itu pun baik baginya."(HR. Muslim)
Hadis ini mengajarkan bahwa ujian hidup, baik yang berupa kesulitan maupun kebahagiaan, semuanya memiliki hikmah dan kebaikan bagi seorang mukmin yang sabar dan bersyukur.
3. Ujian sebagai Pembelajaran untuk Menggunakan Akal
Pendidikan dan penggunaan akal adalah bagian dari tujuan Maqashid Syariah. Dalam menghadapi ujian hidup, kita diajarkan untuk menggunakan akal dan berpikir jernih dalam mengambil keputusan. Dalam setiap ujian, kita dituntut untuk mencari solusi dengan hikmah dan kebijaksanaan.
Allah SWT berfirman:
"Dan Allah memberikan kepadamu ilmu yang kamu tidak mengetahuinya, dan Dia memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus."(Surah An-Nur, 24:35)
Ayat ini mengingatkan bahwa Allah memberikan ilmu dan petunjuk-Nya untuk kita dalam menghadapi ujian hidup. Ketika kita menggunakan akal sehat dan ilmu yang kita miliki, kita dapat menemukan solusi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dalam setiap masalah yang dihadapi.
4. Ujian sebagai Cara untuk Menjaga Keturunan dan Keluarga
Islam mengajarkan pentingnya menjaga keturunan dan keluarga. Ujian yang datang dalam bentuk masalah rumah tangga atau pengasuhan anak dapat menjadi sarana untuk memperkuat keluarga. Dalam konteks Maqashid Syariah, ujian ini dapat memperkokoh hubungan antar anggota keluarga dan mendidik generasi mendatang.
Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi keluarganya, dan aku adalah yang terbaik di antara kalian bagi keluargaku."(HR. Tirmidzi)
Hadis ini mengajarkan pentingnya menjaga keluarga dengan cara yang baik, dan ujian yang datang dalam kehidupan rumah tangga dapat menjadi peluang untuk memperbaiki hubungan tersebut.
5. Ujian sebagai Pembelajaran untuk Mengelola Harta
Harta merupakan salah satu aspek yang dijaga dalam Maqashid Syariah. Ujian dalam bentuk kesulitan finansial atau kehilangan harta dapat mengajarkan kita untuk lebih bijaksana dalam mengelola rezeki yang diberikan oleh Allah. Melalui ujian ini, kita diajarkan untuk tidak terikat pada dunia, tetapi tetap berusaha dengan cara yang halal.
Allah SWT berfirman:
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."
(Surah An-Nisa, 4:29)
Ayat ini mengajarkan kita bahwa ujian ekonomi atau finansial tidaklah boleh membuat kita tertekan atau putus asa. Allah selalu memberikan jalan keluar bagi setiap kesulitan yang kita hadapi.
Kesimpulan
Ujian hidup adalah bagian dari takdir yang harus dihadapi oleh setiap individu. Islam melalui prinsip Maqashid Syariah mengajarkan bahwa setiap ujian yang datang memiliki tujuan yang lebih besar dalam membentuk karakter, memperkuat iman, dan menjaga aspek-aspek kehidupan yang penting, seperti agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Dalam menghadapi ujian, kita diajarkan untuk bersabar, bersyukur, dan selalu mencari solusi dengan menggunakan akal dan hikmah yang telah Allah anugerahkan kepada kita. Semoga dengan memahami Maqashid Syariah, kita dapat menghadapi setiap ujian hidup dengan penuh semangat, ketabahan, dan keimanan yang kokoh.
Referensi:
- Al-Qur'an, Surah Al-Ankabut (29:2)
- Al-Qur'an, Surah Fusilat (41:51)
- Hadis Riwayat Muslim
- Al-Qur'an, Surah An-Nur (24:35)
- Hadis Riwayat Tirmidzi
- Al-Qur'an, Surah An-Nisa (4:29)
- Al-Shatibi, Imam. Al-Muwafaqat (Buku tentang Maqashid Syariah)
- Al-Qardhawi, Yusuf. Fiqh al-Maqashid (Buku tentang Fikih Tujuan Syariah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H