"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, agar Allah merasakan kepada mereka sebagian dari apa yang mereka telah kerjakan, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar-Rum: 41).
Ayat ini menegaskan bahwa kerusakan yang terjadi di bumi akibat tangan manusia adalah bentuk pelanggaran terhadap amanah Tuhan. Oleh karena itu, strategi green economy harus melibatkan pengelolaan yang bijaksana terhadap sumber daya alam untuk mengurangi kerusakan dan menjaga keberlanjutan ekosistem.
2. Teknologi Ramah Lingkungan dan Energi Terbarukan
Inovasi teknologi ramah lingkungan adalah aspek utama dalam green economy. Teknologi yang meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti energi terbarukan (solar, angin, hidro, biomassa), sangat mendukung prinsip keberlanjutan dalam Islam.
Al-Qur'an mengajarkan pentingnya memanfaatkan sumber daya alam secara efisien dan tidak berlebihan:
"Dan Dia-lah yang menjadikan untuk kamu pohon-pohon yang hijau, lalu Kami jadikan darinya api yang kamu nyalakan." (QS. Ya-Sin: 80).
Ayat ini menggambarkan bagaimana Allah memberikan sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan oleh manusia, termasuk dalam hal energi. Oleh karena itu, pengembangan energi terbarukan, yang tidak hanya mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang terbatas, tetapi juga mengurangi emisi karbon, merupakan langkah yang sejalan dengan prinsip Islam tentang penggunaan sumber daya alam yang efisien.
3. Pertanian Berkelanjutan dan Kehutanan
Pertanian yang berkelanjutan dan pelestarian hutan adalah elemen penting dari ekonomi hijau. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk merawat bumi dan mempertahankan keberlanjutannya, terutama dalam hal pertanian dan kehutanan.
Al-Qur'an menyatakan:
"Dan Kami tumbuhkan bagi kamu dengannya (air hujan) pohon-pohon kurma dan anggur, dan Kami alirkan untuk kamu sungai-sungai yang segar." (QS. Al-Mu'minun: 19).