"Barang siapa yang memimpin umat, maka hendaklah ia memperbaiki urusan umatnya dan tidak menyusahkan mereka." (HR. Muslim)
2. Pelestarian Jiwa (Hifz al-Nafs): Kesejahteraan dan Perlindungan Anggota Organisasi
Dalam manajemen organisasi, penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional anggota. Organisasi yang sehat tidak hanya berfokus pada kinerja, tetapi juga pada kesejahteraan individu. Pelestarian jiwa (hifz al-nafs) dalam konteks ini berarti menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan personal.
Teori Kesejahteraan (Well-Being Theory): Menurut teori ini, kesejahteraan individu tidak hanya dilihat dari pencapaian materi, tetapi juga dari kualitas hidup dan kesehatan mental. Manajemen yang sehat harus memperhatikan kesejahteraan psikologis dan fisik para anggotanya, dengan menyediakan ruang untuk self-care dan pengembangan diri.
Menghindari tindakan yang dapat membahayakan fisik atau psikologis individu dalam organisasi.
Memberikan perlindungan dan perhatian kepada anggota organisasi yang membutuhkan bantuan atau dukungan.
"Dan janganlah kamu membunuh diri kalian. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (QS. An-Nisa: 29)
"Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atas dirimu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Organisasi yang sehat harus menjaga kesejahteraan mental dan fisik anggotanya, menciptakan keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, serta menghindari kondisi kerja yang stres atau berbahaya.
3. Pelestarian Akal (Hifz al-'Aql): Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pelestarian akal dalam organisasi berarti menjaga dan mengembangkan kapasitas intelektual dan keterampilan anggota. Organisasi yang sehat harus memberikan peluang untuk belajar dan berkembang, serta memastikan bahwa setiap keputusan didasarkan pada pengetahuan dan informasi yang benar.