Mohon tunggu...
Ali Mustahib Elyas
Ali Mustahib Elyas Mohon Tunggu... Guru - Bacalah atas nama Tuhanmu

Pendidikan itu Membebaskan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru Sebagai Murid Abadi demi Inovasi

13 September 2016   21:28 Diperbarui: 13 September 2016   21:33 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : www.lamperan.net

Hal menarik dari pembelajaran dengan metode yang membebaskan adalah pertama, para murid merasa tidak terbebani. Kedua, guru memperoleh pengalaman cuma-cuma tentang cara belajar yang disukai murid-murid. Metode diskusi atau tanya jawab juga sangat baik untuk digunakan. Tapi lagi-lagi faktor guru dalam melakukan pendekatan terhadap murid-murid juga sangat menentukan. 

Misalnya metode tanya jawab bila dilakukan dengan pendekatan teacher oriented, maka yang terkesan adalah mereka merasa diuji oleh gurunya yang serba tahu. Akibatnya mereka akan sungkan dan takut untuk menjawabnya. Saya terinspirasi gaya seorang teman guru yang cara mengajarnya lebih banyak menggunakan pertanyaan hingga beberapa teman lainnya mencurigainya, “sebetulnya dia menguasai materi pelajarannya gak, sih?

Belakangan saya tahu kisah Dhita Puti Sarasvati, putri mantan menteri Rizal Ramli, dalam bukunya yang berjudul Mendidik Pemenang Bukan Pecundang dia menuliskan pengalamannya ketika menjadi fasilitator dari kelompok ibu-ibu putus sekolah tapi ternyata punya pengetahuan seperti yang ada di buku anak-anak sekolah. Bahkan punya pengetahuan yang dia tidak punya. 

Dhita mengakui hal ini dan mengapresiasinya hingga membuat mereka senang. Hal serupa yang pernah saya lakukan adalah ketika saya memberi pertanyaan murid-murid, cara saya bertanya  lebih menyerupai orang yang benar-benar bertanya karena ketidak tahuannya atau memang saya benar-benar tidak tahu. 

Dalam hal ini, intonasi dan gestur harus benar-benar diperhatikan agar para murid bersemangat menjawabannya.  Selanjutnya yang tak boleh diabaikan adalah memberi apresiasi setiap jawaban murid tanpa berfokus pada benar-salahnya tetapi lebih pada usaha mereka menjawab.

Penutup

Itulah beberapa langkah pembelajaran yang saya lakukan, yang ternyata tidak selalu harus berbasiskan teknologi terkini. Tetapi bisa juga  memanfaatkan metode lama dengan cara penyajian yang berbeda. Bahkan kita bisa terinspirasi dari apa yang dilakukan para murid. Sebaliknya, penggunaan teknologi terkini bila justru membuat guru menjadi pasif atau tidak ekspresif ketika menyajikan materi ajar, juga mengurangi kualitas komunikasinya dengan para murid, hasilnya justru kontraproduktif dengan penciptaan teknologi yang bertujuan mendongkrak produktifitas di berbagai bidang, termasuk di bidang pendidikan. Terakhir yang ingin ditegaskan bahwa inovasi pembelajaran akan terus bisa dilakukan bila guru merelakan dirinya menjadi murid abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun