Cara-cara instan begitu digemari untuk memperoleh tiket itu agar cepat pintar, cepat kaya, cepat jadi juara, cepat berkuasa dan lain-lain. Seakan tak mau kalah bersaing dengan dahsyatnya iklan produk-produk instan semacam makanan, minuman dan alat-alat kecantikan instan. Semua diproses secepat kilat agar segera bisa masuk etalase mewah yang di situlah sebagian besar orang terpesona karena mengira semua yang ada di dalamnya adalah sesuatu yang berharga.
Kalau begitu, ya sudah. Mari kita menonton dan cari kepuasan dengan sekedar berdecak kagum dan bertepuk tangan. Supaya terkesan agamis ya tambahi kata, “subhanallah!” Sedangkan kita sebenarnya tetap berada di tempat. Sementara yang kita tepuk tangani terus melaju ke depan meskipun harus “berdarah-darah” demi meraih prestasi yang lebih baik dan lebih sejati. Boleh jadi mereka gak peduli dengan tepuk tangan kita meski mereka tetap mau menghargainya. Yahh….sekedar harga sebagai seorang penonton, tentunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H