Arum Jeram Unik
Pada saat kecil, Aku sering bermain-main di sungai, bersama teman-teman menikmati waktu sepanjang hari.
Di sungai, aneka permainan kami lakoni; berenang, mencari ikan, mengumpulkan batu dan menampung pasir.
Namun ada satu permainan yang paling berkesan kami nikmati.
Jika musim hujan tiba, dan arus air lebih deras, kami membuat perahu unik.
Sekira empat atau lima batang pohon pisang kami anyam. Pohon-pohon itu kami satukan dengan menusuknya pakai kayu kecil lalu kami eratkan dengan akar kayu sebagai temali.
Maka jadilah perahu batang pisang yang ciamik.
Setelah jadi, kami menyeretnya ke pinggir sungai, lalu dengan teratur kami naik ke punggungnya. Mengatur posisi, menyeimbangkan tubuh hingga presisi.
Perahu itu pun menyusur pinggir sungai dengan pelan, lalu setelah tiba di tengah sungai ia meluncur dengan cepat, kami berusaha sekuat tenaga agar tetap dalam posisi duduk masing-masing, agar perahu tak terbolak-balik.
Sepanjang perjalanan menyusuri arus sungai yang cukup deras, kami menikmati suasananya, tak ada rasa takut, seperti atlet arung jeram, seolah kami sudah ahli.
Perahu terombang ambing, seperti terjadi turbulensi membuat kami seringkali terpontang panting, bahkan sesekali ada yang tercebur ke sungai.
Ketika sampai ke hilir, titik yang kita tentukan, kita berhenti, lalu mengangkat perahu itu ramai-ramai kembali ke hulu sungai.
Itu kita lakukan berulang-ulang, tak ada rasa lelah, capek atau bosan. Terkadang kita berhenti jika suara azan magrib memanggil atau ibu datang memarahi.
Penajam Paser Utara, 7 Juni 2022
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca Juga Puisi Sebelumnya:Â Wahai Sungai Aare
Puisi Pilihan: Gelaran Bergengsi Nan Mendunia
Puisi Pilihan Lainnya: Jika Aku Pemilik Startup
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H