Puisi : Candu Secangkir Kopi
Secangkir kopi
Menemani pagi mengolah pikir
Yang berlalu dalam kenang
Meresapi yang sedang bertandang
Memikirkan masa datang
Secangkir kopi
Tidak sekadar nutrisi
Tapi adalah kawan sehati
Mengejawantahkan kerinduan
Melahirkan ide-ide cemerlang
Secangkir kopi
Obat mujarab bagi perindu sejati
Yang seluruh jejak langkah kaki
Adalah cinta yang menggigih
Menuju ke titian hakikat akhir
Secangkir kopi
Adalah candu tak kenal henti
Pagi pecinta yang menikmati gairah dan sensasi
Hanyut dalam irama penuh birahi
Yang tak pernah selesai
Seperti secangkir kopi
Aromamu senantiasa hadir
Menyeruak hingga kedasar cangkir
Duhai cinta berparas peri
Wahai kekasih menjelma dewi
Penajam Paser Utara, 12 Mei 2022
Ali Musri Syam Puang Antong
Puisi Sebelumnya: Episode Akhir.
https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/62887b871ee9225aa86154e2/puisi-episode-akhir
Puisi Pilihan: Matahari Terbit dan Bunga Paulownia.
Puisi Pilihan Lainnya: Mengejawantah Rindu.
https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/6278c17def62f634d0405412/puisi-mengejawantah-rindu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H