Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi yang Kau Pinta

27 Maret 2022   17:27 Diperbarui: 27 Maret 2022   17:36 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi yang Kau Pinta / Dokpri @ams99 By. Text Art 

Puisi yang Kau Pinta

Entah apa yang merasuki
Tiba-tiba saja sore kemarin
Kau menagih sebuah puisi
Dariku yang penuh sesak intuisi

Tidakkah Kau tahu
Bahwa setiap kata terucap di mulut
Adalah puisi tentangmu
Telah berabad-abad bermukim di kalbu

Tidakkah Kau paham
Bahwa setiap dalam pikir berkelindan
Adalah syair-syair kerinduan
Padamu seorang perempuan

Atau barangkali sengaja Kau meminta
Agar Aku terus menerus memuntahkan kata
Yang mungkin saja sudah bosan mengendap
Dalam sepi tak kunjung beranjak

Telah beratus-ratus puisi Kutetaskan
Dalam cangkang hati penuh birahi
Setelah bertahun-tahun kueramkan
Dalam kepakan sayap-sayap sunyi

Balikpapan, 27 Maret 2022
Ali Musri Syam Puang Antong

Puisi Sebelumnya: Kidung Sunyi Hutan Perawan.

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/623b4259bb4486359b718d52/puisi-kidung-sunyi-hutan-perawan

Puisi Pilihan: Menunggu Kau Kembali.

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/621e2b0231794953ea3a1692/puisi-menunggu-kau-kembali

Puisi Pilihan Lainnya: Lelaki yang Dikutuk Jadi Nelayan Seumur Hidupnya.

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/6236d1c6bb44861439123002/puisi-lelaki-yang-dikutuk-jadi-nelayan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun