Pertemuan tak terduga di kala senja hampir purna
Kita menjadi asing dari sebelumnya
Persuaan yang intim membawa kita saling bertanya-tanya
Apakah ini rasa atas definisi cinta
Kau datang ketika malamku kian kelam
Tak ada sinar penunjuk jalan
Kau bertandang di peraduanku yang jalang
Memantik gelora kasmaran
Kini Kau hendak pamit
Ketika suar di menara jiwaku menyala-nyala
Kau hendak memadamkan api
Dengan pergimu tiba-tiba
Nyatalah jika tak pernah sungguh-sungguh
Kau hanya sesaat untuk singgah
Kemudian pergi dan berlalu
Meninggalkan Aku yang terlanjur menjadi abu
Kau bukan rumah
Bagi kediaman sunyiku berkecambah
Kau hanya rusuk
Bagi luah rinduku terlajur merasuk
Sebelum malam menutup pekatnya
Kau kembali ke singgasana
Seseorang telah menunggumu pulang
Mengharap hangat dekapan
Penajam Paser Utara, 07.02.2022
Ali Musri Syam Puang Antong
*rusuk: rumah sementara waktu (mentawai)
Puisi Sebelumnya:Â Ampau Imlek di Musim Pandemi
Puisi Pilihan:Â Semesta Rindu
Puisi Pilihan Lainnya:Â Muara Rindu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H