Lafaz Janji
Akan Kuanggap sebagai kenangan pahit
Bila tetiba pertautan ini berhenti
Pada sebuah titik
Kita menyudahi mimpi-mimpi
Perjalanan sudah sepenggalah
Hendak menuju singgasana
Meraih segenggam asa
Dan rindu mengejawantah
Bukankah kita telah melafazkan janji
Kata " Kita " bukan sekadar ilusi
Kita; Kamu dan Aku serupa
Menangkap makna pertautan rasa
Layar telah terbentang
Untuk mengarungi samudera luas
Semoga tak ada hilaf dan nahas
Hingga tiba di pelabuhan penghujung
Dalam perjalanan ini
Kita mengadar pada satu haluan
Bersama berjuang menerjang angin, ombak bahkan badai
Rindu mengajarkan kita kesungguhan
Tak pernah Kutolak segala yang baik; taat
Sebab hakikat menakhlikkan azimat
Kutolak segala goda
Hendak membentangi jalan diantara Kita
Akan Kujadikan kenangan pahit
Hanya sebatas delusi
Segala yang berpendar dalam relasi ini
Telah kita takar dengan presisi
Balikpapan, 17.10.2021
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca Juga Puisi Sebelumnya: Ironi Pragmatisme Politik
Puisi Pilihan:Â Terlanjur
Puisi Pilihan Lainnya: Pengamen dan Nelayan Mengukur Nasib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H