Ironi Pragmatisme Politik
Engkau tersenyum ketika berhadapan
Seseorang yang ahli dalam bercakap
Kemampuan narasi menggugah
Kelihaian argumentasi memukau
Tak bisa membedakan
Mana benar, mana salah
Mana baik, mana buruk
Bersanggama dalam satu tubuh
Ketika pesta usai
Ramai datang mendekati
Kawan, lawan; tak tahu mana lagi
Dalam dunia ini
Tak ada yang abadi
Kecuali kepentingan itu sendiri
Engkau tercerabut
Teman seiring tertinggal
Kawan sejalan tanggal
Menarik simpati
Mengenyuh empati
Para pencari suaka; ia kini kawan
Yang lupa ketika menjadi lawan
Engkau mengerti arah
Setelah segalanya menjadi purna
Dan berkata bahwa
Sekaliber Muhammad pun tertipu daya
Oleh Abdullah Bin Ubay
Sehebat Isa pun terpedaya
Oleh Yudas Iskariot
Betapa jargon para-para itu; menghipnotis
Di hadapan mereka
Engkau berkata; cukuplah Tuhan membalasnya
Sejarah pun mencatatnya
Politisi atau negarawan sejati
Segala jalan terlanjur tertempuh
Segala tuju telah tergapai
Ketika mereka tertunduk
Entah menyesal, entah malu, atau masih dalam pura-pura
Akankah Engkau kembali tersenyum
Setelah Kau membaca guratan-guratan wajah
Setelah Kau khatam membaca buku-buku terjemahan
Saat itu, ketika semua seolah menjadi sia-sia
Dimanakah Aku ?
Balikpapan, 16.10.2021
Ali Musri Syam Puang Antong