Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ironi Pragmatisme Politik

16 Oktober 2021   12:52 Diperbarui: 16 Oktober 2021   12:55 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Ironi Pragmatisme Politik / Dokpri @ams99 By Text On Photo 

Ironi Pragmatisme Politik

Engkau tersenyum ketika berhadapan
Seseorang yang ahli dalam bercakap
Kemampuan narasi menggugah
Kelihaian argumentasi memukau
Tak bisa membedakan
Mana benar, mana salah
Mana baik, mana buruk
Bersanggama dalam satu tubuh

Ketika pesta usai
Ramai datang mendekati
Kawan, lawan; tak tahu mana lagi

Dalam dunia ini
Tak ada yang abadi
Kecuali kepentingan itu sendiri

Engkau tercerabut
Teman seiring tertinggal
Kawan sejalan tanggal

Menarik simpati
Mengenyuh empati
Para pencari suaka; ia kini kawan
Yang lupa ketika menjadi lawan

Engkau mengerti arah
Setelah segalanya menjadi purna
Dan berkata bahwa
Sekaliber Muhammad pun tertipu daya
Oleh Abdullah Bin Ubay
Sehebat Isa pun terpedaya
Oleh Yudas Iskariot
Betapa jargon para-para itu; menghipnotis

Di hadapan mereka
Engkau berkata; cukuplah Tuhan membalasnya
Sejarah pun mencatatnya
Politisi atau negarawan sejati
Segala jalan terlanjur tertempuh
Segala tuju telah tergapai

Ketika mereka tertunduk
Entah menyesal, entah malu, atau masih dalam pura-pura
Akankah Engkau kembali tersenyum
Setelah Kau membaca guratan-guratan wajah
Setelah Kau khatam membaca buku-buku terjemahan
Saat itu, ketika semua seolah menjadi sia-sia

Dimanakah Aku ?

Balikpapan, 16.10.2021
Ali Musri Syam Puang Antong

Baca Juga Puisi Sebelumnya: Sajak Adnan

Puisi Pilihan: Istirahatlah Pemilik Kata-kata (Untuk Gunawan Maryanto)

Puisi Pilihan Lainnya: Hipnotis Pagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun