Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kidung Asmara

15 Agustus 2021   12:00 Diperbarui: 15 Agustus 2021   12:02 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Kidung Asmara/ Dokpri ams99 By Text On Photo 

Kidung Asmara

/1/

Sebelum gempa terjadi, getaran bumi menjadi penanda
Setiap kapal berlayar, getaran mengitari sekelilingnya
Setiap udara berhembus, alam bergetar meresapi maknanya
Seperti itulah diriku, kekasih
Setiap bersua denganmu, betapa jantungku bergetar hebat tiap detik

/2/

Perihal udara, setiap yang hidup membutuhkan
Manusia, hewan, tumbuhan; tanpanya, tak mampu melanjutkan kehidupan
Setiap yang bernyawa memastikan ketersediaan
Kekasih, begitulah dirimu
Adalah udara bagi tiap hela nafasku

/3/

Perihal langit, adalah atap bagi segenap alam
Yang hidup maupun mati; di bawah perlindungan
Segala yang ada di kolongnya, menikmati curahan
Kekasih, demikianlah dirimu
Adalah rabung bagi rumahku

/4/

Perihal air, ialah sumber bagi segala kehidupan
Semua makhluk membutuhkan
Tak ada satupun penghuni bumi tak mengindahkan
Kekasih, khatamlah dirimu
Jika kasihmu tak tercurah, adalah takdir kehausan bagi diriku

Balikpapan, 15.08.2021
Ali Musri Syam Puang Antong

Baca Juga Puisi Sebelumnya: Sajak Futur

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/6116bd256e7f010c8e059802/puisi-sajak-futur

Puisi Pilihan: Belum Mampu

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/611281d406310e5f6c02c893/puisi-belum-mampu

Puisi Pilihan Lainnya: Merdeka yang Dipertanyakan

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/61076c1dc0cfa175137827b2/puisi-merdeka-yang-di-pertanyakan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun