Ibu…
Dalam ramai aku melihatmu
Pada wajah-wajah perempuan tangguh
Lalu lalang di jalan berbatu dan berliku
Demi anaknya yang seperti tak tahu malu
Ibu…
Dalam sepi aku merapalmu
Senantiasa terkenang wajahmu
Hanya bisa menerawang keriput kulitmu
Aku diam dan gagu
Ibu…
Aku sangat tahu
Betapa doa-doamu melangit tak kenal waktu
Pagi, siang, petang, malam hingga subuh
Tak pernah sedikitpun asamu meluruh
Ibu…
Aku tak bisa lagi menemuimu
Bahkan ini untuk ketiga kali aku berjanji padamu
Corona ini masih mengganggu
Menghalangi langkah kakiku
Ibu…
Kali ini tahun kedua tanpa ayah disisimu
Aku pun tak mampu menemanimu
Betapa hinanya diriku
Seperti terhinanya corona itu
Ibu…
Aku titip salam cinta dan rindu untukmu
Juga untuk kedua saudaraku
Yang masih setia tak mau menjauh darimu
Pun kepada keluarga, kerabat, handaitaulan seluruh
Ibu…
Aku berdoa dengan tengadah paling khusyuk
Izinkan aku mencium tangan, wajah dan kakimu
Tahun depan aku mengunjungimu
Semoga sehat selalu, panjang umur
*Catatan akhir:
Pada lebaran tahun 2020, saya berjanji akan kembali kekampung untuk lebaran bersama ibu, tapi awal pandemi covid-19, memaksa saya terlockdown di tanah rantau, Kota Balikpapan.
Saya berniat untuk kembali lagi ke kampung pada saat menjelang hari lebaran, namun saat itu larangan mudik juga berlaku. Akhirnya saya tidak jadi pulang kampung.