Berpuasa sekeluarga
Sehari penuh yang sudah besar
Tengah hari yang masih kecil
Alangkah asyik pergi ke mesjid
Solat tarawih bersama-sama”
Penggalan lirik lagu Lebaran Sebentar Lagi milik grup musik bimbo di atas begitu menggambarkan suasana sekarang ini. Ramadan memasuki fase-fase akhir, dan lebaran tinggal dalam hitungan jari.
Di Indonesia, lebaran dirayakan dengan cara yang khas, selain ada tradisi mudik, berkumpul dengan keluarga, juga pastinya adalah tersedianya aneka makanan khas lebaran, seperti ketupat, kue-kue lebaran dan lainnya. Selain itu mengenakan baju baru khas lebaran juga menjadi salah satu ciri khas.
Tentu saja itu sesuatu hal yang lumrah dan sudah lazim terjadi dari generasi ke generasi, sehingga terasa tak ada yang aneh dengan situasi tersebut.
Namun jika melihat situasi sekarang ini, pandemi belum juga usai, keadaan interaksi sosial di batasi, dan lagi pula ditambah keadaan ekonomi belum stabil, mestinya membuat kita berpikir ulang untuk melakukan hal-hal yang biasa terjadi di lebaran-lebaran normal sebelumnya.
Alangkah bijaknya, jika kondisi sekarang ini kita lebih banyak fokus kepada mengisi hari-hari terakhir ramadan kita dengan hal-hal yang lebih positif, mendekatkan diri kepada rutinitas ibadah.
“Lebaran sebentar lagi
Berpuasa dengan gembira
Menahan lapar, menahan napsu
Melatih diri sedari kecil
Membaca Quran, solat tarawih
Melatih iman sedari kecil”
Lebih lanjut lirik lagu bimbo dengan syahdu mengisyaratkan nasihat iman yang begitu menyentuh.
Bahwa menjelang lebaran: tetap fokus beribadah puasa dengan segala konsekuensinya, mengajarkan kepada anak dengan cara teladan dengan mengajak membaca Al quran, salat tarawih, sebab melatih keimanan sejak kecil ada fondasi agama.
Baca Juga: Bersama Aplikasi Favorit, Ngabuburit di Rumah Saja
Jikapun harus mempersiapkan segala keperluan hari lebaran nanti, maka secukupnya saja. Kita harus mempunyai kalkulasi atau perhitungan yang pas antara pendapatan kita dan budget yang harus kita keluarkan demi kebutuhan lebaran.
Ingat, pengeluaran kita saat menjalani hari-hari puasa cenderung lebih besar dari hari-hari normal, sementara sumber pendapatan kita relatif sama (tetap).
Apalagi jika sebagian dari kita ada yang tidak menerima Tunjangan Hari Raya (THR) atau mengalami rasionalisasi anggaran THR sehingga jumlahnya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: Bukber Virtual Tetap Oke, Bahkan Tak Mengurangi Keberkahan
Cukup penuhi kebutuhan yang kita anggap prioritas dan berbelanja yang efektif dan efisien.
Kebutuhan makan dengan segala aksesorisnya di cukupkan dengan perkiraan bahwa kondisi lebaran kali ini, keadaan untuk berkumpul bersama keluarga besar menjadi minim atau tidak sama sekali, bahkan kemungkinan secara virtual. Menghindari makanan sisa atau mubazir adalah suatu hal yang baik dan bermanfaat.
Kebutuhan pakaian baru untuk lebaran. Bila memungkinkan untuk menghindari membeli pakaian baru secara berlebihan.
Biasanya jika momen idul fitri, terutama kaum ibu-ibu membeli pakaian lebaran lebih dari satu. Untuk lebaran kali ini, alangkah bijaknya jika hal itu tidak terjadi lagi, kalau perlu pakaian kita yang ada sekarang pun masih layak, coba saja lihat koleksi pakaian di lemari.
Momen akhir ramadan dan menyambut lebaran mestinya lebih banyak kita fokus kepada hal-hal positif yang bernilai ibadah, seperti halnya nasehat dari penggalan lirik lagu di awal tulisan ini: tetap fokus berpuasa, makin asyik menikmati waktu ke masjid, salat tarawih bersama-sama.
Hal positif dan bermanfaat lainnya yang bisa kita lakukan dengan merasionalisasi anggaran pengeluaran kebutuhan lebaran adalah dengan berbagi rezeki kepada orang lain di sekitar kita yang membutuhkan.
Baca Juga: Senjata Pamungkas itu Bernama KOJIMA, Madu Lengkap Menjaga Nutrisi Berpuasa
Kondisi pandemi yang sudah lebih setahun, mengakibatkan banyak keluarga yang hidup memprihatinkan secara ekonomi. Efek pandemi covid-19 ini berakibat adanya Pemutusan Hubungan kerja (PHK), ada juga yang bekerja tapi mengalami rasionalisasi upah, usaha yang tutup, dan sebagainya.
Lebih bermanfaat jika segala kebutuhan kita seperti di lebaran normal sebelumnya kita efisienkan dengan tidak berbelanja secara berlebihan. Membantu meringankan beban orang-orang disekitar kita jauh lebih berguna dan mendatangkan kemanfaatan yang lebih besar.
“Lebaran sebentar lagi
Tak ada miskin, tak ada kaya
Semua sama didepan Tuhan
Yang berbeda cuma amalnya
Semua ingin Lailatul Qadar
Semoga kita mendapatnya”
Akhirnya lirik lagu Lebaran Sebentar Lagi dari Bimbo ditutup dengan sebuah paragraf lirik yang menjadi jawaban atas keutamaan kita mengisi hari-hari terakhir ramadan.
Bahwa semua manusia sama dihadapan-Nya, tidak ada yang membedakan, tentang status kaya atau miskin, yang membedakan adalah derajat amalnya.
Sudah selayaknya akhir ramadan kita tidak hanya fokus kepada hal-hal yang bersifat seremoni lebaran, akan tetapi lebih kepada mengejar amalan terbaik, dan sebaik-baik pahala dan ganjaran di bulan suci ramadan adalah malam seribu bulan “Lailatulqadar”
Malam dimana dilipatgandakannya pahala untuk semua amalan ibadah, Semoga kita mendapatkannya. Allahumma Amin.
Semoga Bermanfaat
Salam Hangat
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H