Ingat, pengeluaran kita saat menjalani hari-hari puasa cenderung lebih besar dari hari-hari normal, sementara sumber pendapatan kita relatif sama (tetap).
Apalagi jika sebagian dari kita ada yang tidak menerima Tunjangan Hari Raya (THR) atau mengalami rasionalisasi anggaran THR sehingga jumlahnya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga:Â Bukber Virtual Tetap Oke, Bahkan Tak Mengurangi Keberkahan
Cukup penuhi kebutuhan yang kita anggap prioritas dan berbelanja yang efektif dan efisien.
Kebutuhan makan dengan segala aksesorisnya di cukupkan dengan perkiraan bahwa kondisi lebaran kali ini, keadaan untuk berkumpul bersama keluarga besar menjadi minim atau tidak sama sekali, bahkan kemungkinan secara virtual. Menghindari makanan sisa atau mubazir adalah suatu hal yang baik dan bermanfaat.
Kebutuhan pakaian baru untuk lebaran. Bila memungkinkan untuk menghindari membeli pakaian baru secara berlebihan.
Biasanya jika momen idul fitri, terutama kaum ibu-ibu membeli pakaian lebaran lebih dari satu. Untuk lebaran kali ini, alangkah bijaknya jika hal itu tidak terjadi lagi, kalau perlu pakaian kita yang ada sekarang pun masih layak, coba saja lihat koleksi pakaian di lemari.
Momen akhir ramadan dan menyambut lebaran mestinya lebih banyak kita fokus kepada hal-hal positif yang bernilai ibadah, seperti halnya nasehat dari penggalan lirik lagu di awal tulisan ini: tetap fokus berpuasa, makin asyik menikmati waktu ke masjid, salat tarawih bersama-sama.
Hal positif dan bermanfaat lainnya yang bisa kita lakukan dengan merasionalisasi anggaran pengeluaran kebutuhan lebaran adalah dengan berbagi rezeki kepada orang lain di sekitar kita yang membutuhkan.
Baca Juga:Â Senjata Pamungkas itu Bernama KOJIMA, Madu Lengkap Menjaga Nutrisi Berpuasa
Kondisi pandemi yang sudah lebih setahun, mengakibatkan banyak keluarga yang hidup memprihatinkan secara ekonomi. Efek pandemi covid-19 ini berakibat adanya Pemutusan Hubungan kerja (PHK), ada juga yang bekerja tapi mengalami rasionalisasi upah, usaha yang tutup, dan sebagainya.