Selalu ibu menyediakan minuman panas atau hangat setelah makan sahur, yaitu kopi untuk ayah dan teh untuk yang lainnya. Sambil menunggu masuk waktu imsak, kami bisanya bercerita atau bercengkerama bersama ayah, ibu dan suadara-sauadara di ruang keluarga.
Terkadang juga saya manfaatkan untuk belajar pelajaran sekolah atau membaca Al quran.
Setelah masuk waktu imsak, kami bersiap-siap untuk segera ke musala menunaikan salat subuh.
Demikianlah tradisi sahur yang saya ingat dan membekas dalam memori saya hingga saat ini, yaitu tradisi sahur masa kecil dahulu di kampung halaman.
Entah sudah berapa lama tradisi ini sudah tiada, kini tersisa panggilan bangun sahur pengeras suara dari masjid di kampung kami. Musala yang melegenda itu pun kini sudah menjadi masjid yang cukup megah.
Jika mengingat-ngingat nostalgia itu, sungguh begitu menggugah kerinduan di hati, terlebih sekarang ayah sudah tiada, kini hanya ada ibu dan saudara yang masih di kampung halaman.
Semoga bermanfaat
Salam hangat
Ali Musri Syam Puang Antong
Â