Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Perempuan yang Kupanggil Kirana

9 Maret 2021   20:00 Diperbarui: 9 Maret 2021   20:54 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan yang Kupanggil Kirana

Nyaris tiga belas tahun sejak perjumpaan kali pertama, Kini kita berteman, bersahabat dan menyatu dalam cinta, tentang cinta sepasang kekasih, cinta dua orang dewasa, cinta kebebasan, cinta kesetaraan, cinta hakikat, cinta karena Engkau istimewa, cinta karena Aku memaksa.

Permulaan keakraban itu terjalin, tatkala Engkau merayakan hari lahir, Aku datang tanpa hadiah, tanpa bunga, tanpa lilin. Aku datang hanya dengan sebuah senyuman, sebait diksi puisi kampungan dan sebuah ucapan singkat "Selamat Ulang Tahun,  Semoga Kebaikan dan Keberkahan Hidup Tercurah Padamu, wahai pemilik wajah ayu kemerah-merahan”, 

Aku tahu Aku tak pantas untukmu, Engkau bahkan begitu istimewa di mata para lelaki, kecantikan wajah, kelembutan tutur sapa mampu meredupkan senja, Bahkan perempuan-perempuan dengan gamblang menyatakan keirian dan kecemburuannya, tak mampu bersanding denganmu dalam tataran jelita dan tutur kata.

Segala yang ada pada dirimu adalah ketulusan, tanpa citra, tanpa rekayasa, kemilau pesonamu adalah keluhuran kalbu, Engkau perempuan paling masyhur dalam pandangan maskulinku, Engkau pemilik ketabahan paripurna, kesabaran tiada batas, Engkau terjajah oleh keadaan, namun setia pada penerimaan.

Engkau kukenal sebagai sosok ideal bagi perjalanan cinta sang lelaki pilihan, tak seperti diriku, sekuat apapun tak mampu memantaskan diri. kemurahan hatimu  tak terkira; empati, simpati pada setiap yang lemah, peduli bagi setiap yang menderita, ringan tangan bagi siapa saja yang membutuhkan. Engkaulah Kirana yang ku kenal pada sebuah senja dan hendak kurengkuh menikmati senja-senja bersama berikutnya.

Balikpapan, 8 Maret 2021

Ali Musri Syam Puang Antong

Baca Juga Puisi Lainnya:

Puisi Sebelumnya: Pagi Hari.

Puisi Pilihan: Rahasia Malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun