Ibu, Maafkan Kehinaan Anakmu
Ibu:
Aku menduga, Aku telah lalai
Abai memerdekakan masa tuamu
Menenangkanmu dari keterpurukan masa lalu
Menjaga asa dan doa - doamu
Disetiap waktu - waktu syahdu
Engkau menginginkan temu
Aku di rantau menjelma gagu
Betapa hina diriku
Tak mengindahkan rindumu
Betapa zalimnya Aku
Menunda - nunda hangat pelukmu
Sedangkan secara batin Aku Paham
Dan penuh kesadaran verbatim
Sumber segala kasih
Awal mula mengenal kisah
Tidak cukupkah sembilu: sembilan bulan keperihan sebagai penanda
Tatkala masih dalam selubung rahasia
Setahun, dua tahun
Menyesap sumber mata air cinta satu - satunya di dunia, menghasilkan asupan gizi paripurna: kolostrum
Merawat penuh cinta hingga remaja
Membesarkan demi cita hingga kelak dewasa
Di gendongan dan pangkuan lembutmu segala hal berihwal
Di doamu sejarah tertoreh terkabul
Lalu mengapa Aku masih disini
Belum beranjak mengunjungi rentamu dalam sepi dan sunyi
Samarinda, 22 Desember 2020
Ali Musri Syam Puang Antong
*Puisi Persembahan Hari Ibu 22 Desember 2020
*Puisi Sebelumnya: Mata yang Telah Menua dan Sunyi
*Puisi Pilihan Lainnya: Sesuatu dalam Diriku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H