Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perjalanan Pilu Peluk Puri

23 November 2020   10:36 Diperbarui: 23 November 2020   12:02 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan Pilu Peluk Puri


Setelah berjalan beberapa waktu
Selepas jembatan kayu
dari gudang tua mulai lapuk
Dinding - dindingnya sudah rapuh

diatas bahu jalan yang tidak rata
Perjalanan kita terhenti sejenak
disamping halte bus telah rusak
Kehausan; kita meminum segelas air mata

Perjalanan di lanjutkan
Kita saling menuntun
Jika terlalu lelah aku menggendongmu
Jika batukku kambuh kau memapahku

Pada langkah kaki kita bersahutan
Silir berhembus angin
Menerbangkan debu - debu
Mencuatkan sececah pilu

Di ujung pengkolan ketiga
Terlintas sepasang bayangan
di iringi derap kaki - kaki penasaran
Seketika keras, seketika senyap

Aroma malam berkubang
Menyeruak di antara basah dedaunan
dan kelindan perasaan semakin menghujam
Secuil pun tak kita indahkan

Pada akhirnya waktu jua berpihak
Perjalanan panjang, letih, penuh duri dan onak
Berlabuh pada sebuah ujung sirat
; Sebuah puri sederhana indah memikat

Penajam Paser Utara, 23 November 2020
Ali Musri Syam Puang Antong

*Puisi Sebelumnya: Perihal Kesunyian dan Harapan

*Puisi Pilihan Lainnya: Lelaki di Atas Pusara Ayahnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun