Perjalanan Pilu Peluk Puri
Setelah berjalan beberapa waktu
Selepas jembatan kayu
dari gudang tua mulai lapuk
Dinding - dindingnya sudah rapuh
diatas bahu jalan yang tidak rata
Perjalanan kita terhenti sejenak
disamping halte bus telah rusak
Kehausan; kita meminum segelas air mata
Perjalanan di lanjutkan
Kita saling menuntun
Jika terlalu lelah aku menggendongmu
Jika batukku kambuh kau memapahku
Pada langkah kaki kita bersahutan
Silir berhembus angin
Menerbangkan debu - debu
Mencuatkan sececah pilu
Di ujung pengkolan ketiga
Terlintas sepasang bayangan
di iringi derap kaki - kaki penasaran
Seketika keras, seketika senyap
Aroma malam berkubang
Menyeruak di antara basah dedaunan
dan kelindan perasaan semakin menghujam
Secuil pun tak kita indahkan
Pada akhirnya waktu jua berpihak
Perjalanan panjang, letih, penuh duri dan onak
Berlabuh pada sebuah ujung sirat
; Sebuah puri sederhana indah memikat
Penajam Paser Utara, 23 November 2020
Ali Musri Syam Puang Antong
*Puisi Sebelumnya: Perihal Kesunyian dan Harapan
*Puisi Pilihan Lainnya: Lelaki di Atas Pusara Ayahnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H