Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bangku Kosong, Harapan, dan Kenyataan

7 Oktober 2020   21:01 Diperbarui: 7 Oktober 2020   21:48 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangku Kosong, Harapan, dan Kenyataan

Hari-hari bangku itu selalu kosong
Tak ada penghuni
Pantat-pantat mereka enggan mendarat
Mungkin permukaannya panas
Atau tak lagi empuk

Tiba - tiba saja riuh dan sesak
Berbondong - bondong ramai berjejal

Hidangan masa depan tersedia
Patut diperjuangkan demi harapan-harapan

Harapan nyata penguasa
Harapan hampa jelata

Apakah gerangan?

Ditengah musibah yang bertalu-talu
Seolah-olah kejar setoran

Mengapa isu pandemi
Menjadi tidak penting

Apa yang Tuan-Tuan cari
Apa yang Puan-Puan ingin

Para murba bertahan hidup
Para marjinal berjuang hidup
Di tengah wabah
Yang tak pasti episodenya
Menanti makan, minum dan vaksin

Penajam Paser Utara, 7 Oktober 2020

Ali Musri Syam Puang Antong

*Puisi Lainnya: https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f7d03e2d541df55435ceb12/ayat-ayat-rindu

*Puisi Pilihan Lainnya: https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f7742a1d541df48322f3442/terang-bulan-kehangatan-dan-konspirasi-zaman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun