Beragam cara orang merayakan kemerdekaan 17 Agustus, Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-75. Meski untuk tahun ini akibat adanya pandemi covid -19, maka perayaan dan peringatan tersebut dilakukan secara sederhana, tidak melibatkan atau dihadiri banyak peserta, dan tentu mematuhi protokol kesehatan maksimal.
Di istana negara upacara detik-detik proklamasi berlangsung dengan segala keterbatasan, namun tetap berjalan khidmat. Begitupun di daerah – daerah, para pemerintah daerah, baik provinsi, kabupaten/ kota juga melaksanakan upacara dengan cara relatif sama.
Sementara dikalangan masyarakat umum, juga melakukan banyak cara dalam mengisi perayaan/ peringatan HUT RI, seperti :
- Menghiasi jalan, fasilitas umum, dan lingkungan sekitar dengan dekorasi atau ornament-ornamen warna merah putih.
- Tidak menghadiri upacara kemerdekaan di sekitar Istana Negara, maupun di lingkungan pemerintah daerah masing – masing, namun hanya dengan menontonnya secara virtual di rumah,
- Turut bernyanyi lagu kebangsaan saat upacara virtual dengan menghentikan aktivitas sementara waktu dan berdiri tegak di mana pun berada.
- Mengikuti aneka lomba secara virtual seperti : lomba cipta puisi, lomba E-sport, lomba senam TikTok, lomba membuat masker, lomba membuat desain, lomba video edukasi kemerdekaan menggunakan Youtube dan banyak lagi lainnya.
Mengikuti upacara virtual
Penulis sendiri mengikuti upacara secara virtual yang disiarkan secara langsung dari Istana Merdeka Jakarta, baik upacara detik – detik proklamasi maupun upacara penurunan bendera di lingkungan kerja, bersama dengan segenap aparatur/ pegawai lainnya.
Penulis juga secara khusus melakukan inisiatif dengan membuat karya tulis berupa puisi dengan tajuk “Persembahan 75 Puisi Merdeka Untuk negeri tahun 2020” Karya itu sebagai kado persembahan HUT RI ke-57 untuk negeri yang sekaligus juga penulis persembahkan kepada Blog tercinta dan kecintaan kita semua “ Kompasiana ”.
75 puisi merdeka itu sejatinya ditulis dalam kurun waktu lima hari, meskipun waktu mengupload ke blog kompasiana dilakukan tanggal 17 Agustus hingga 3 September 2020. Adapun rincian penulisan puisi itu antara lain :
- 17 Agustus : 9 puisi
- 21 Agustus : 25 puisi
- 22 Agustus : 17 puisi
- 23 Agustus : 15 puisi
- 24 Agustus : 9 puisi
Motivasi menulis 75 puisi merdeka
Menulis 75 puisi merdeka menjadi tantangan sekaligus pembuktian kecintaan terhadap negeri, kecintaan kepada bangsa dan negara sebagai anak bangsa dalam mengisi kemerdekaan.
Semoga karya ini menjadikan penulis untuk selalu semangat dan termotivasi dalam berkarya dalam bentuk yang lain dalam rangka mengisi dan melanjutkan pembangunan. Penulis memilih puisi sebagai persembahan karena menulis puisi adalah proses pembelajaran penulis saat – saat sekarang ini, puisi menjadi pilihan sebab sepertinya telah menjadi passion bagi penulis, hmmmmm.
Menulis puisi ini secara jujur juga lahir dari semangat dan motivasi Kompasianer senior lainnya, seperti Bapak Tjiptadinata Effendi yang pernah semacam challenge “5000 artikel untuk Indonesia tercinta”
dan Bapak Rustian Al Ansori yang membuat 74 puisi tanpa henti ketika rayakan HUT RI ke -74 tahun 2019
serta para kompasianer lainnya yang secara continue menulis secara konsisten yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa syukur yang mendalam kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta ucapan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada teman-teman Kompasianer yang telah sudi dan berkenan mengapresiasi puisi – puisi kami yang receh.
Balikpapan, 05.09.2020
Ali Musri Syam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H