Mohon tunggu...
Ali Mursyid
Ali Mursyid Mohon Tunggu... Guru - Guru di MTs Muslimin Bojongpicung | Awardee LPDP-BIB Kemenag

Pemilik Website Bahasa Arab Madrasah (MI Arabic, MTs Arabic, MA Arabic) | Talk Less Do More

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Zaken Kabinet: Antara Profesionalisme dan Proporsionalisme

11 September 2024   06:21 Diperbarui: 11 September 2024   06:24 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Zaken Kabinet, atau yang dikenal sebagai kabinet ahli, merupakan sebuah susunan kabinet yang diisi oleh para profesional yang ahli di bidangnya, tanpa keterikatan pada partai politik tertentu. 

Kabinet ini dirancang untuk mengedepankan keahlian dan profesionalisme, sehingga kebijakan yang dihasilkan lebih fokus pada kepentingan publik daripada kepentingan politik. 

Di Indonesia, konsep Zaken Kabinet pertama kali diperkenalkan melalui Kabinet Djuanda yang dibentuk pada tahun 1957. Kabinet ini diisi oleh para teknokrat dan bertujuan untuk mengatasi ketidakstabilan politik serta memperkuat pemerintahan.

Kabinet Djuanda sering dianggap sebagai contoh nyata keberhasilan konsep ini, di mana kabinet difokuskan pada kompetensi dan efektivitas dalam menangani masalah negara tanpa intervensi politik yang berlebihan.

Antara Profesionalisme dan Proporsionalisme

Profesionalisme merujuk pada pemilihan menteri berdasarkan keahlian dan pengalaman di bidang tertentu. Di sisi lain, proporsionalisme mencerminkan keseimbangan dalam mengakomodasi berbagai partai politik dan kepentingan mereka. Dalam hal ini, Prabowo harus menemukan titik tengah antara mempertahankan profesionalisme melalui Zaken Kabinet dan memenuhi tuntutan proporsionalisme yang diajukan partai-partai politik.

Prabowo Subianto dan Gagasan Zaken Kabinet

Presiden terpilih, Prabowo Subianto, dikabarkan ingin menerapkan konsep Zaken Kabinet dalam pemerintahan mendatang. Menurut Partai Gerindra, Prabowo berencana untuk menyusun kabinet dengan fokus pada pengurangan jumlah menteri dan memilih tokoh-tokoh yang benar-benar ahli di bidangnya. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan pemerintahan yang lebih ramping, efektif, dan profesional, sesuai dengan kebutuhan negara .

Namun, tantangan terbesar dalam mewujudkan Zaken Kabinet di Indonesia adalah dominasi partai politik. Sistem politik Indonesia sangat dipengaruhi oleh kekuatan partai-partai besar yang biasanya menuntut perwakilan dalam kabinet sebagai bentuk bagi-bagi kekuasaan. Ini dapat menghambat penerapan Zaken Kabinet yang bebas dari pengaruh politik. Meski demikian, jika Prabowo berhasil membangun konsensus politik yang kuat dan mendapatkan dukungan parlemen, rencana ini bisa menjadi kenyataan.

Hambatan Politik dan Dukungan Publik

Kendati konsep Zaken Kabinet menarik, ada sejumlah hambatan politik yang perlu diatasi. Salah satunya adalah resistensi dari partai politik yang selama ini terbiasa mendapatkan jatah kursi menteri. Dalam konteks ini, Prabowo harus mencari keseimbangan antara kebutuhan untuk melibatkan partai politik dan keinginan untuk menjaga integritas pemerintahan yang berbasis pada keahlian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun