Tujuan kami selanjutnya adalah Burj Khalifah ( Gedung Tertinggi sejagat, paling tidak sampai detik ini), sengaja saya mengusulkan menggunakan metro, karena banyak pemandangan di sekitar metro, terutama pemandangan yang ''bening-bening''.
[caption id="attachment_335050" align="aligncenter" width="300" caption="Bang Isjet lagi ngapain?? Dok Pribadi"]
Terus terang, saya bukanlah orang yang suka ''tawaf'' di mall, kebetulan memang di dekat Burj Khalifah ada Dubai mall, salah satu mall terluas di dunia, katanya, jadi saya agak kesulitan untuk menjadi guidenya bang Isjet, oiya, belum saya kenalkan ya?, orang yang baru pulang dari Brazil itu namanya Iskandar Zukarnain, biasa di panggil Isjet, dia adalah hihihi saya kira semua yang nulis di kompasiana ini tahu siapa beliau.
Karena Dubai mall ini gede, saya jadi bingung jalan keluarnya hahahaha, untungah saya membawa seorang Isjet, jadi bingung, sebenarnya yang jadi guide siapa sih?, kami memutuskan akan kembali ke Dubai Mall apabila hari sudah senja, jadi selama menunggu hari gelap kami meluncur menuju Tempat berperahu alias kanal di Dubai yang terkenal dengan sebutan Dubai Creek.
Jalan-jalan di Dubai emang Asyik pake metro, karena tempat-tempat strategis, semuanya terkoneksi dengan metro, baik itu bandara, mall, terminal bis, jadi sekali lagi kami menggunakan metro untuk menuju Dubai Creek. Sebelum menuju Dubai Creek kami mampir dulu di Bur Dubai, sebuah kawasan belanja murah. Di sana bang Isjet sempat membeli jam setelah melewati proses tawar menawar yang alot. Memang butuh taktik kalo belanja di Bur Dubai, caranya adalah kita pura-pura enggak butuh, kemudia tawar semurah mungkin, kalo perlu keluar langsung dari toko, nanti enggak makan waktu lama sang penjual akan memanggil kita, percaya deh, taktik ini sudah terbukti manjur.
[caption id="attachment_335051" align="aligncenter" width="300" caption="Bang Isjet dengan latar belakang Burj Khalifah. Dok bang Isjet"]
Berhubung Dubai adalah salah satu daerah paling kering di muka bumi, di tambah saat ini memang masih musin panas plus bulan puasa hahahaha, dramatis banget ya?, jadi aja kami pun ngos-ngosan, rencana awal mau naik perahu di cancel, salah satu cara  mengurangi rasa panas adalah kami suka masuk ketoko-toko yang memang pake AC, lumayan bisa ngadem sedikit.
karena keasyikan kami enggak nyadar udah Adzan, kebetulan saat itu kami sedang berada di pasar tua Dubai, langsung saja kami berbuka di tempat itu, dengan tubuh banjir keringat kami makan Samosa, sebuah makanan khas, mirip-mirip pastel, plus jus dan air mineral. Alhamdulillah.
Dari sana kami menuju masjid, berhubung tubuh masih keringetan, kami sengaja duduk-duduk di dalam masjid, tapi karena pandangan ''aneh'' jamaah masjid yang lain hihihi dengan sangat terpaksa kami pun menuju tempat wuhdu, sebelum tempat wudhu kami melihat bekas makanan para jamaah, memang tradisi masjid-masjid di Dubai adalah berbuka berjamaah dengan makanan gratis, hasil dari sumbangan para dermawan.
Setelah sholat kami menuju Singapore Deli, ini adalah nama sebuah resto khas asia, di sana kebetulan semuanya stafnya orang Indonesia, kami pun makan malam di sana sambil ngobrol, setelah perut terisi penuh perjalanan di lanjutkan kembali,
Seperti rencana kami sebelumnya, tujuan selanjutnya adalah kembali ke Burj Khalifah, di sana ada pertujukan air mancur joget, uniknya air mancur ini cuma mau joget kalo hari sudah gelap, sebagaimana biasa orang-orang sudah pada berkumpul di dekat air mancur.