Mohon tunggu...
Alimudin Garbiz
Alimudin Garbiz Mohon Tunggu... Dosen - Berbagi Kebahagiaan, Berbuat yang Terbaik

Dosen Universitas Garut (UNIGA) dan Sekolah Tinggi Hukum (STH) Garut

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Urgensi Pertemuan Presiden Jokowi & Habib Rizieq

12 Desember 2020   23:26 Diperbarui: 12 Desember 2020   23:41 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini keadaan negara sangat genting. Entah orang mengakui atau tidak. Atau barangkali ada yang menganggapnya biasa. Bagi saya Kondisi Sosial Politik dan Pemerintahan Indonesia saat sedang membutuhkan penanganan luar biasa. Kata Pak Muldoko, tak ada masalah pemerintah dengan Habib Rizieq, buktinya habib rizieq dikejar-kejar. Sampai dibuntuti dan dikuntit kemanapun Beliau pergi. Bahkan sampai terjadi "tragedi" terbunuhnya Laskar Pengawal Habib Rizieq Syihab.

Dulu, bagi Mahpud MD, Habib Rizieq itu kecil, pengikutya juga sedikit, kata Beliau, silahkan saja kalau mau pulang ke Indonesia, begitu disambut banyak orang dan mengadakan mauludan. Lalu, pemerintah terkaget-kaget, banyak orang datang dengan menyambut dengan sukacita, bahkan tanpa undangan sekalipun. 

Katanya, tak ada persoalan negara dengan Habib Rizieq, buktinya Peristiwa Mauludan, Pernikahan anak Habib Rizieq, harus menjadikan Habib Rizieq dijadikan tersangka. Alasannya melanggar protokol kesehatan, apa benar karena itu ?  Jangan bilang bukan diskriminasi, kalau kerumunan putra Presiden mah sah-sah saja, alasannya, sebab itu mah Pilkada, ada aturannya, menangani Covid kok pulah pilih he...he...., meski kerumunan melanggar protokol kesehatan, tak ada yang dijadikan tersangka. Hebat betul....!

Habib Rizieq sekarang sudah berstatus tersangka, bagi sebagian itu adalah sikap tegas polisi, bahkan ada yang menyebut Habib Rizieq takut ditangkap , makanya menyerahkan diri. hebat betul, katanya disuruh menyerahkan diri, setelah menyerahkan diri disebut takut. ada-ada aja he...he...., nanti kalau tak datang disebut kabur dan takut juga he...he...., tak apalah, namanya juga manusia....

Persoalan Manajemen Konflik Negara

Menurut saya, ada persoalan dalam mengelola manajeman konflik di negara saat ini. Tentu saja, semuanya akan tergantung sikap kenegarawanan antara Presiden Jokowi dan Habib Rizieq. Lho kho Presiden Jokowi, apa urusannya dengan Presiden Tentu saja ada, pencopotan Kapolda Jabar dan Kapolda Metro Jaya dan salah satu Kapolres, adalah bukti bahwa Presiden Jokowi berperan dalam hal ini, kalau tidak harus dikatakan marah. Dua Kapolda tersebut tentu saja, kebijakan pencopotannya sepengetahuan Presiden, atau malah bisa jadi atas perintah Presiden. Karena jengah, ko Habib Rizieq ternyata lolos juga, dikirain nggak akan bisa kembali lagi ke Indonesia, ternyata bisa, malah disambut luar biasa sebagai seorang pahlawan. 

Kalau mengelola negara dengan konflik seperti sekarang ini, sepertinya masalah tak akan selesai-selesai. Mengapa, mentersangkakan Habib Rizieq dan menahannya, hanya akan menjadikannya ikon sebuah perlawanan lebih massif kepada pemerintahan saat ini. Lihat saja, pendukung Habib Rizieq akan dengan sangat sukarela berbondong-bondong datang ke Polda Metro Jaya, atau ke tempat Habib Rizieq ditahan. Dan itu akan memancing persoalan baru. Pro kontra tak akan pernah berhenti, isu negara akan berkutat pada persoalan bagaimana menangani dan menjinakan Habib Rizieq dan pengikutnya yang terus menerus menjadi persoalan. Padahal ada banyak pesoalan bangsa yang mesti diselesaikan.

Pertemuan Presiden Jokowi dengan Habib Rizieq Shihab, adalah Solusi Satu-satunya Saat Ini

Mau tidak mau, kita tak bisa mengabaikan ketokohan dua orang kuat di negeri ini. Satu adalah Presiden Jokowi, Dua adalah Habib Rizieq Syihab. Mau bilang apa, orang mau mengakuinya atau tidak, jelas kedua Tokoh Bangsa ini, salah satu atau dua penentu arah Bangsa Indonesia ke depan. Presiden Jokowi sebagai Representasi pemerintahan dan Penguasa Negeri Indonesia Saat ini, sedangkan Habib Rizieq adalah Anak dan Tokoh Bangsa Fenomenal saat ini.

Wah itu bukan masalah Presiden katanya, Presiden terlalu kecil kalau harus bertemu Habib Rizieq Syihab. Tak perlu bicara besar kecil, sebab kematian enam orang laskar Pengawal FPI itu persoalan besar, bahkan menjadi persoalan kemanusiaan, yang melibatkan masalah Hak Asasi Manusia . Jangan gengsi-gengsian lah, bagi saya, keduanya harus bertemu, kalau ingin menyelematkan negeri ini, Presiden Jokowi kemauannya apa, Habib Rizieq kemauannya apa, duduk satu meja sambil makan. Tentu saja berbagai persoalan dibahas, tak ada masalah sebesar apapun yang tak bisa diselesaikan dengan cara komunikasi, pasti bisa.

Orang-orang dekat Presiden Jokowi seperti Pak Muldoko dan Luhut Binsar Panjaitan, harus mulai legowo, apabila Presiden Jokowi ingin bertemu Habib Rizieq, sebab persoalan bangsa ini lebih penting daripada bangsa ini harus mengalami kericuhan terus menerus antara pemerintah dengan Habib rizieq. Imbasnya adalah, energi bangsa ini akan sangat tergerus dengan persoalan Negara dengan FPI dan Habib Rizieq Syihab.

Solusi persoalan Habib Rizieq dengan FPI atau "Umat Islam" dengan Pemerintah untuk kebaikan Bangsa ini :

1. Presiden Jokowi harus segara bertemu dengan Habib Rizieq Syihab

2. Pancasila herus menjadi kesepakatan final bersama, tidak ada Eka Sila dan Trisila

3. Persoalan Komunisme atau PKI tak harus dibahas lagi, sudah final dengan adanya kesepakatan Pancasila menjadi Dasar Negara

4. Tokoh-tokoh Kami dan Oposisi harus segera dibebaskan, baik AKTIVIS maupun Para Ulama 

5. Presiden Jokowi Mengangkat Habib Rizieq Syihab sebagai Penasehat Presiden

6. Empati, Permohoan Maaf atas Kejadian terbunuhnya 6 orang Laskar FPI dan Ucapan Belasungkawa kepada Keluarga

7. Habib Rizieq atau Pihak FPI siap bekerjasama dengan Presiden dan jajaran untuk bahu membahu membangun negara dengan peran-peran yang diberikan di dalamnya

8. Mediator untuk terciptanya hubungan baik Presiden Jokowi dengan FPI bisa difasilitasi Oleh Menteri Pertahanan Pak Prabowo Subianto

9. Habib Rizieq dan FPI cooling down, dengan menurunkan bahasa-bahasa dari front menjadi lebih halus lagi dan lebih konstruktif.

10. Kasus Terbunuhnya 6 anggota FPI diselesaikan dengan kekeluargaan dan tidak diteruskan ke jalur hukum atau intervensi lembaga Internasional.

11. Media Massa membuat framing yang positif baik bagi Pemerintah maupun kepada FPI dan Habib Rizieq dan lebih berimbang dalam membuat berita atau pernyataan

12. Hubungan Politik Indonesia dengan Luar Negeri dibicarakan dalam kerangka kebutuhan Bangsa Indonesia, untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang, dikomunikasikan lebih intensif lagi, agar seluruh elemen bangsa bisa memaklumi dan memahami target kemajuan bangsa ini yang ingin dan akan dicapai melalui kepemimpinan Presiden Jokowi sampai selesainya masa kepemimpinan Beliau.

Saat Sekarang, tentu saja, di atas segalanya, kita sebagai bangsa, membutuhkan kenyamanan dan ketentraman. Hal pertama yang harus tercipta dan sangat urgen, adalah adanya pertemuan Presiden Jokowi dengan Habib Rizieq Syihab, tanpa itu, jangan salah jika kita harus berhadapan dengan konflik berkepanjangan yang tiada ujungnya. 

Semoga Pertemuan keduanya terjadi, dan Indonesia, akan menatap jalan kebaikan bersama, menuju Indonesia yang lebih baik lagi....Aamiin....!

Salam Damai dari Garut

Alimudin Garbiz

(Sekretaris Paguyuban Warga Masyarakat Bantaran Rel Garut/PWMBR)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun