Mohon tunggu...
Alimudin Garbiz
Alimudin Garbiz Mohon Tunggu... Dosen - Berbagi Kebahagiaan, Berbuat yang Terbaik

Dosen Universitas Garut (UNIGA) dan Sekolah Tinggi Hukum (STH) Garut

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perjuangan dan Do'a Partai Idaman

5 April 2018   06:00 Diperbarui: 5 April 2018   06:54 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya menuliskan kembali apa yang disampaikan teman saya Bang Haji Agus Rustaman, sebagai refleksi Saksi yang mengikuti Perjuangan dan Do'a Partai Idaman di PTUN.

 Saksi ahli yg di hadirkan oleh  para pihak yg berkerkara ke persidangan tentu dalam upaya memenangkan  perkara nya. Demikian pada sidang Partai Idaman vs KPU pd sidang tgl 29  maret lalu, 4 ahli yg di hadirkan yakni,

 1. Bambang Eka Cahya Widodo mantan ketua Bawaslu
2. Prof Junaedi ahli bidang Hukum Acara TUN
3. Hamdan Zoelva mantan Hakim MK
4. Sony Maulana ..
Semua nya dalam kesaksiannya sangat jelas dan tegas menguatkan gugatan Partai Idaman.

Tapi saksi ahli pertama (identitas nya menyusul) yang di hadirkan oleh  kpu pada sidang kemarin lterlihat dalam menjawab setiap pertanyaan, baik  yg di ajukan oleh tergugat apalagi oleh panggugat, saksi menjawab nya  berputar putar, tidak to the poin, sehingga terkesan sprti tdk memahami  masalah. Seperti bukan ahli hingga membuat hakim berkali kali memotong  dan menjelaskan atau menegur nya. Padahal misal nya pertanyaan penggugat

" Apakah sk kpu nomor 58/II/2018 tentang penetapan parpol itu  beschikking atau bukan ??"" Saksi menjawab nya muter2 ... Padahal kan  jawab nya cukup ... Ya .. betul itu adalah beschikking"" beres kan?? ..  Mustahil lah kalau dia ga tau bhw setiap surat keputusan yg di keluarkan  oleh pejabat pemerintah adalah bescikking. 

Dan Bescikking adalah obyek  kewenangan absolut PTUN .. maka sungguh lucu juga ada kalimat dlm  jawaban tergugat yang menyebutkan bhwa sk KPU 58 yg di keluarkan nya  bukan bescikking sehingga bukan kewenangan PTUN utk mengadili nya.
 Saya yakin saksi ahli bukan tak mampu menjawab pertanyaan2 dgn jawaban  yg tepat mudah atau sederhana. Tp sprti nya saksi kuatir jawaban nya  akan merugikan KPU yang telah menghadirkan nya di persidangan ini.

 Berikut ini beberapa hal yg di ungkap saksi di persidangan kemarin ;
1. Menjawab pertanyaann KPU perihal 'nasib'
Sk nomor 58/kpu/II/ 2018 yg oleh penggugat di sebutkan sebagai ' SK yang judul tidak sesuai dengan isi .. judul  nya penetapan parpol yg lolos verifikasi, tp isi nya selain berisi  penetapan parpol tersebut (diktum 1) juga memuat partai yang Tidak  Memenuhi Syarat (TMS) (diktum 2) serta memuat daftar partai yg tdk di  verifikasi karena tidak memenuhi syarat administrasi (Partai Idaman ada  di diktum 3 ini) . 

Menurut ahli hal tersebut syah2 saja. Karena ketiga  hal itu terkait dalam satu proses yg di sebut verifikasi. Padahal  menurut 4 saksi ahli dari partai idaman pada sidang terdahulu ,  menyatakan bhw SK itu menyalahi prosedur sehingga cacat hukum dan karena  nya dapat di batalkan.

2. Menurut saksi ahli, PKPU nomor 11 tahun  2017, meskipun sdh di cabut oleh PKPU nomor 6 tahun 2018 tetap syah di  gunakan sbg dasar hukum atau pertimbangan putusan, karena hal itu adalah  sebuah proses yang tdk hilang begitu saja.

3. Tentang sipol,  meskipun keterangan nya ber belit belit, tp dapat di simpulkan bhw saksi  setuju bhw sipol hanya sebagai alat bantu (Tool) saja, di balik hasil  teknologi itu tetap di perlukan peran penting manusia (orang) dan beliau  juga mengakui bhw dalam proses penelitian baik dgn menggunakan tool  (alat) ataupun secara manual , bisa saja terjadi human error ( kesalahan  petugasnya).

4. Secara tdk tegas saksi mengakui bhw jika sebuah  Bescikking di keluarkan dgn dasar hukum atau pertimbangan hukum atau  hasil sebuah proses yg keliru .. DAPAT DI BATAL KAN ..

5. Terkait  sipol, menurut saksi meskipun sipol sdh di nyatakan tdk berlaku lg oleh  bawaslu tp tetap bisa di pergunakan sebagai alat bantu saja. Partai  idaman berpendapat sipol tdk boleh di pergunakan lagi karena teknologi  ini belum memadai utk di terapkan di negara kita. Banyak kelemahan nya.  Banyak masalah nya.

Menjelang juhur, sidang di skors dan di lanjut jam 14.oo.
  Ketika jam 14.oo sidang di lanjutkan , KPU mengajukan saksi kedua,  saksi Fakta seorang Perempuan yg notabene adalah Pegawai KPU RI. Saksi  bertugas sebagai Verifikator administrasi, memeriksa berkas yg di ajukan  Parpol meliputi

(1). berkas seluruh pengurus partai mulai dari Dpp, Dpw, Dpc dan Pac

(2). Berkas tentang bukti bhw parpol ybs punya kantor yg berlaku s/d oktober 2020, baik dpp, tiap dpw dan tiap dpc

(3). Rekening Partai DPP, Dpw dan DPC

(4). Domisili Kantor DPP DPW DPC dan PAC.

Kemudian saksi mengakui bhw dia tdk tau banyak perihal pemeriksaan berkas

  - keanggotaan dan kaitannya dgn sipol, karena pekerjaan bagian ini di  pegang oleh petugas lain nya yg saksi terabgkan bhw tim 

verifikator nya  terdiri dari 15 org pegawai KPU.

Pertanyaan2 KPU terhadap saksi ini  hanya berupaya mengarahkan bahwa saksi sebagai verifikator KPU sdh  melaksanakan tugasnya mem Verifikasi parpol dgn baik dan benar sesuai  dgn aturan yg berlaku. jadi kpu bertanya hanya sebentar saja.
Sementara pertanyaan2 yg di ajukan oleh penggugat/partai idaman antara lain (yg essensial)

- apakah saksi sdh melakukan verifikasi terhadap partai idaman .. jawab  saksi .. sudah .. yaitu melakukan penelitian terhadap berkas/hard copy  yg di ajukan oleh Partai Idaman

- apakah pasca keluar nya Putusan MK nomor 53/XV/2017 , dilakukan verifikasi (Faktual) terhadap partai idaman ??

- saksi menjawab nya berputar putar ... Tp dpt di simpulkan jawaban nya .. tidak ..

Kemudian di tanyakan pula apa saksi mengerti soal TMS angka tujuh.  Apakah saksi mengerti yg di maksud VERIFIKASI yg di perintahkan oleh  Putusan MK nomor 53/XV/2018 ?? , saya yakin jawaban saksi saat itu  hanyalah dlm upaya pembelaan terhadap posisinya sendiri sebagai petugas  Verifikator KPU .

Dan dari sekian banyak pertanyaan yg di ajukan kpd  saksi ini ada 3 hal penting yg sangat mendasar yg nanti nya saya yakin  akan menjadi bagian dari pertimbangan hakim dlm memutus perkara partai  idaman ini...

 Pertama

Terkait bukti Rekening partai saksi  menyatakan bhw partai idaman hanya memasukkan data sekitar 200 rekening  saja. Dan ketika saksi di tanya lagi apa sajsi tau bhw partai idaman sdh  memasukan lagi (pada masa perbaikan berkas) sebanyak 250 rekening  partai . Rekening yg 250 ini memang di buat di jakarta tp di peruntukan  untuk dpc2 yg belum punya rekening partai. ternyata saksi tidak tau

 2. Menurut saksi seluruh berkas yg di berikan oleh partai Idaman ke KPU  sebagian nya asli dan sebagian nya copy. Sedangkan menurut Sekjen  Idaman, sebagai org yg turun langsung menyampaikan berkas itu, partai  idaman sdh menyetorkan seluruh berkas ASLI sebagai mana yg di sebutkan  dalam.pasal 173 (2) UU no 7 tahun 2017. Nah karena ini menyangkut fakta  penting, akhir nya majlis memerintahkan KPU untuk mengambil seluruh  berkas terkait ini dari kantor nya dan peneriksaan bukti fakta ini akan  di lanjut kan pada pukul 21.oo.

3. Penggugat punya bukti otentik yg  di dapat dari server KPU , bhw pada saat pendaftaran , ada satu partai (  maaf tdk saya sebutkan) dimana domisili kantor dpc nya, SEMUA nya hanya  di dasarkan pada SATU surat keterangan Domisili dari satu dpc di jawa  tengah. INGAT .. satu keterangan domisili dpc di pergunakan untuk  seluruh dpc nya se indonesia.

Nah .. Kenapa partai tsb yg jelas2 berbuat curang bisa lolos sedangkan Partai Idaman tdk di terima.

Ketika hal ini di tanyakan pd saksi, jelas saksi jadi gelagapan. Majlis  melihat soal ini sangat riskan, maka penggugat tergugat dan saksi di  panggil ke depan meja majlis. Terlihat ada sedikit perdebatan, sampai  akhir nya majlis mempersilahkan kembali ke tempat nya kasing2, lalu  majlis berpendapat bhw penggugat tdk di perkenankan utk mem bawa masalah  tersebut ke dalam sidang ini. Majlis minta 

Partai Idaman fokus saja dgn  pembuktian fakta yg lain nya yg tdk melibatkan partai lain.
Terkait  masalah ini Saya yakin partai idaman tidak ingin dan tidak bermakdud  mengutak-atik atau apalagi menjatuhkan/menghancurkan partai lain. Partai  idaman hanya menginginkan keadilan. Hanya ingin KPU fair dan Jujur  terhadap semua partai. Tidak ada diskriminatif. Tidak ada kecurangan apa  pun.

 Idamaann : Love Indonesia .. !!!
Islaaamm : damai .. amaann !!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun