Pak budi dalam prosesnya juga telah mengatur jadwal disela-sela rutinitas mengajar, jadi dapat melakukan persiapan mengajar lebih baik. Dia beranggapan masih baru dalam pemelajar mandiri  (Atribusi diri). Pak Budi mulai nyaman dengan belajar mandiri dan juga percaya diri untuk menerapkan pemelajar kontekstual karena pak budi mengamati anak-anak lebih antusias ketika ilmu yang diberikan itu dikaitkan dengan kehidupan seharti-hari. Pak budi mulai merancang untuk kegiatan selanjutnya dikelas dan mencari referensi-refersni yang mendukung baik melalui kegiatan diskusi MGMP atau lainnya (reaksi adaptif) Â
Dari proses pak Budi ini dapat kita lihat pada fase refleksi diri pemelajar mengevalusai proses belajar yang telah sekaligus mempertimbangkan strategi belajar yang efektif untuk dirinya sendiri. Proses yang dilalui pada fase refleksi diri berperan penting terhadap proses belajar selanjutnya, ketika akan memulai kembali ke fase pemikiran awal. Dengan demikian seperti siklus regulasi diri dalam kemandirian belajar tidak akan pernah berhenti selama kita tidak akan pernah berhenti belajar.Â
Referensi:
- Bloom, M. (2013). Self-regulated learning: Goal setting and self-monitoring. The Language Teacher, 37(4), 46-51.
- Panadero, E., & Alonso Tapia, J. (2014). How do students self-regulate?: review of Zimmerman‟ s cyclical model of self-regulated learning. Anales de psicologia.
- Zimmerman, B. J. (2002). Becoming a self-regulated learner: An overview. Theory into practice, 41(2), 64-70.
- https://www.sace.sa.edu.au/web/iea/research/assessment-insider/articles/self-regulated-learning. Diunduh pada 27 Mei 2022.
- https://doaj.org/article/91e00b747e8945a588683f5f261bfd5d. Diunduh pada 27 Mei 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H