Mengapa kita harus melakukan asesmen di jenjang SD? apakah ini merupakan hal yang penting untuk dilakukan? kemampuan keterampilan membaca tidak hanya mencakup kemampuan seorang murid untuk merangkai bunyi huruf dan melafalkannya dengan fasih. Sebagai seorang guru kita harus memastikan murid dapat memahami materi bacaan serta cakap berfikir melalui bacaan. kita perlu melakukan pendampingan dengan mengajarkan strategi membaca yang tepat. Strategi ini perlu disesuaikan dengan kemampuan membaca murid  agar mereka mampu membaca dan memahami bacaan dengan baik. Oleh karena itu asesmen membaca diperlukan untuk mengetahui jenjang kemampuan membaca murid sehingga kita dapat menggunakan strategi yang tepat dalam meningkatkan kemampuan membacanya.
Bisa dibayangkan apa yang terjadi jika murid membaca namun tidak memahami apa yang mereka baca? bagi murid SD dampak yang terlihat adalah mereka tidak memahami materi pelajaran dan prestasi belajar menurun. tetapi sesungguhnya jika murid tidak paham isi bacaan dapat menghambat keterampilan dan perkembangannya secara keseluruhan. karena kegiatan membaca berhubungan erat dengan keterampilan lain, juga kemampuan kognitif murid. Lebih lanjut jika murid bertumbuh maka dia akan menemukan banyak konsep yang lebih rumit dan kompleks. Jika murid sejak dini tidak paham akan bacaanya maka akan terjadi missinformasi. Sebagai pendidik mari kita bantu murid untuk bisa membaca seutuhnya.Â
Guru dapat melakukan asesmen dengan strategi dan instrumen membaca yang tepat, sehingga kita dapat mengembangkan pembelajaran selanjutnay sesuai dengan kemampuan awal murid. Melalui asesmen kita akan emndapatkan jawaban dari beberapa pertanyaan sepertiÂ
1. apakah murid paham yang dia baca?
2. Kendala apa saja yang mereka hadapi?
3. Sampai di mana kemampuan membaca murid?
yang perlu dipahami sejak awal adalah membaca bukanlah proses yang instan karena untuk membaca dengan baik murid harus memahami dengan baik makna sebagian besar yang terdapat pada materi bacaan. jika diperlukan guru dapat menggunakan bahasa ibu murid untuk membantu pemahamannya. Saat murid paham bahasa utama yang dipakai ini akan membantu mengasosiasi bunyi dan simbol huruf dalam bacaan. Setelah itu murid akan belajar untuk membunyikan huruf, suku kata, kata, kalimat, dan seterusnya. Oleh karena itu sesuaikanlah isntrumen asesmen dengan cakupan membaca yang akan diuji seperti apakah murid mengenali huruf?, melafalkan bunyi huruf?, merangkai bunyinya?, melafalkan kata?, kalimat atau memahami kalimat dan paragraf.
Lalu bagaimana asesmen ini dilaksanakan?
Secara garis besar kita dapat melaksanakan strategi diferensiasi seperti pengelompokan murid dan sistem teman atau asesmen individual dengan sistem "membeli waktu" murid. dengan melakukan strategi diatas akan memudahkan kita dalam pelaksanaan asesmen membaca.Â
Instrumen ini akan di bagi menjadi dua kategori yaitu yang dilakukan oleh guru dan yang dilakukan oleh murid sendiri.
Asesmen yang dilakukan oleh guru:
1. Lembar bacaan.
Lembar bacaan berfungsi menilai membaca dengan fasih. melakukan asesmen dengan lembar bacaan dapat dilakukan setelah kita membacakan buku cerita. Salinlah kalimat yang terdapat dalam buku kedalam lembar bacaan. Pada lembar bacaan tulsikan nama murid, kelas, tanggal, jumlah kata, dan kalimat yang kita salin dari buku. sesuaikan jumlah kata dan jenis cerita dengan kemampuan murid. muelailah dengan jumlah kata yang sedikit dulu dan ditambah siring kemampuan murid yang semakin berkembang. pada saat murid membaca guru dapat membantu menunjuk kata-katanya. Lalu garis bawahi lah kata-kata yang masih belum dapat dibaca oleh murid. untuk kelas satu atau murid yang membacanya belum lancar lembar bacaan dapat diganti dengan huruf, huruf yang diacah, suku kata dan kata.
2. Lembar Ceklis Pemahaman cerita.
Selain lembar bacaan guru juga dapat menggunakan lembar ceklis untuk melihat pemahaman murid terhadap cerita atau sikap membaca murid selama kegiatan membaca. Caranya berikan beberapa pertanyaan terkait dengan apa yang telah dibaca, nama tokoh, alur cerita dan lokasi cerita. Indikator dapat bertambah sesuai kemampuan murid misalnya untuk SD kelas atas bisa menambahkan maslah dan solusi dalam cerita sebagai indikatornya sehingga ketika murid menjawab peetanyaan, guru langsung dapat memberikan penilaiannya.Â
Indikator dapat diubah sesuai dengan kebutuhan kita. contohnya kita ingin mengetahui sikap membaca murid maka indikatornya adalah:
a. Melihat gambar dalam cerita.
b. menunjuk atau melihat kata yang dibaca.
c. Merespon cerita dengan ekspresi muka atau ucapan.
c. Tertawa atau dengan gerakan tubuh dll.
Â
Asesmen membaca yang dapat dilakukan murid.
1. Lembar Reviu Buku.
Setelah murid membaca buku ia bisa diminta untuk menuliskan tanggapannya terhadap cerita dalam buku. murid yang belum lamcar menulis dapat menggambarkan pendapatnya. Guru dapat membantu membacakan instruksi pada murid kelas bawah.
2. Membuat Lembar Ceklis Murid.
Selain mengisi reviu buku murid dapat mengisi lembar ceklis terkait sikap membaca dan pemahaman terhadap bacaan. kita ambil contoh indikatornya adalah:
a. Aku memahami isi cerita.
b. Aku mengetahui lokasi cerita.
c. Aku mengetahui semua tokoh cerita.
d. Aku menunjuk kata saat membaca.
e. Aku melihat gambar dan tulisan dengan seksama. dll
Pada SD kelas atas murid juga dapat memberikan peringkat dari buku yang dia baca yang lembar ceklisnya disediakan oleg guru sebelumnya. Indikatornya seperti:
a. Buku ini mudah untuk dibaca
b. Cerita dalam buku ini mudah untuk dipahamai.
c. Gambar dalam buku menarik sehingga mempermudah membantu isi cerita.Â
d. Â Secara keseluruhan nilai dalam buku ini adalah
Secara lebih jelas dapat dilihat di bawah ini.
 Murid dengan sendirinya dapat melingkari angka yang terdapat dalam lembaran tersebut.
Hasil dari asesmen dapat digunakan sebagai evaluasi dan umpan balik bagi pembelajaran murid selanjutnya. Guru sangat diperbolehkan untuk membuat asesmen membaca sendiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H