Sama-sama mempunyai banyak masalah, hidup yang kurang teratur, terlibat kekerasan, saling curiga antar kelompok dan masa depan yang suram. Lambat laun seiring waktu keadaan kelas makin membaik dan relaks terhadap guru.Â
Mereka saling memperbaiki hubungan satu sama lain. Setelah berdamai guru inspitaif ini membagikan buku Anne Frank dan diary agar mereka dapat menuliskan serta menumpahkan apa yang mereka rasakan, apapaun itu.Â
Suatu hari satu demi satu mereka menceritakan isi Diary dan membacanya. Semua mulai mendengarkan dan menangis serta berpelukan. Â
Sang guru inspiratif ini mengajak kesebuah museum Holocaust dengan tujuan bahwa kebencian ras ini juga pernah terjadi dalam sejarah manusia, mereka menonton film kekejaman nazi, mendengar cerita korban nazi yang masih hidup dan disaat itulah menjadi titik kesadaran bersama untuk berjalan kedepan agar lebih baik. Â Â
Dari Diary yang mereka tulis sang guru menyatukannya dalam sebuah buku yang di beri judul Freedom Writers. Sebenarnya siapakah nama guru ini? dialah Erin Gruwell. Kisah yang fenomenal ini diabadikan dalam sebuah film yang yang di beri judul sama dengan buku karya mereka, Freedom Writers yang dibintangi oleh Hilary Swank.Â
Apa yang terjadi setelahnya? kebanyakan dari penulis bebas ini menjadi yang pertama dalam keluarganya yang lulus sekolah menengah atas bahkan melanjutkan ke perguruan tinggi mengikuti para siswa kesayangannya Ms. G (biasa mereka memanggil) Â meninggalkan sekolah Wilson untuk mengajar di Universitas California, Long Beach.Â
Diary mereka sebagai karya bersama "Freedom Writers" dipublikasikan pada tahun 1999. Bahkan hubungan emosional antara guru dan siswa ini berlanjut dengan mendirikan sebuah yayasan Freedom Writers yang bertujuan untuk mengulang kesuksesan kelas-kelas mereka sebelumnya untuk di sebarkan keseluruh negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H