4. Keterampilan Berelasi-Kerjasama dan Resolusi konflik
Dalam kehidupan sehari-hari pasti akan ditemukan benturan konflik peran dan bagimana membangun kerjasama dengan orang lain. Kemamapuan seseorang untuk menyelesaikan konflik adalah hal yang sangat penting. Apalagi menyelesaikan dengan cara konstruktif dan membantu membina hubungan positif dengan orang lain. Hubungan positif tidak hanya membangun rasa percaya diri tetapi juga diyakini dapat memitigasi stress, melawan penyakit dan memperpanjang umur. Lalu bagaimana mengelola konflik yang terjadi?. di bawah ini merupakan beberapa keterampilan yang dapat digunakan dan dikembangkan untuk membangun kerjasama: (a) keterampilan menyampikan pesan dengan jelas dan mendengarkan secara aktif, (b) Keterampilan Menyampikan sikap setuju dan tidak setuju dengan sikap saling menghargai (c) keterampilan mengelola tugas dan peran dalam konflik. Â
Hubungan antara Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial dan Emosional
Pembelajaran berdiferensiasi membutahkan pemahaman lebih dari seorang guru dari profil siswa dan juga memahami bagaimana seorang guru memetakan kemampuan siswa sesuai bakat minat mereka. Hal ini membuat seorang guru lebih mendalam mengenal siswa secara emosional. Oleh karena itu dalam penerapannya di dalam pembelajaran guru juga tentunya dapat menerapkan komptensi-komptensi yang terdapat dalam PSE dengan baik. Hal ini  dapat dilihat misalnya jika siswa tidak mengerjakan tugas dengan baik maka guru tidak langsung marah dan menjustifikasi siswa tersebut malas atau dengan istilah lain namun guru dapat menerapkan kompetensi empati dan mengendalikan diri. Melalui pengenalan profil kemampuan siswa guru dapat menerapkan empati dengan mendengarkan alasan siswa tersebut mungkin saja karena banyak tugas sehingga tidak punya waktu, atau mungkin kelelahan. Dari alasan-alasan tersebut maka guru juga bisa menerapkan  kompetensi pengambilan keputusan secara bertanggung jawab sesuai dengan alasan yang telah di kemukakan siswa tersebut.Â
Dengan mengaikatkannya maka guru lebih bijak dan bijaksana dalam mengelola siswa dan kelas sehingga akan tercipta hubungan yang lebih harmonis dan siswa juga senang dalam belajar karena mempunyai guru yang menyenangkan dan bijaksana. Keputusan yang bijak akan membuat anak nyaman karena merasa diberikan konsekuensi yang seimbang dan tidak berlebihan. Bayangkan saja jika seorang guru tidak mempunyai profil siswa dan tidak memahami siswa maka dia lebih mengedepankan emosi diri daripada menerapkan rasa empati kepada siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H