"Iya pak aman, Cuma sekarang komplek kita sering terjadi kehilangan uang pak, katanya sih ada yang ngepet  " Â
"Ngepet? " tanya ayah penasaran dengan istilah yang menurutnya asing.
"Iya pak maksudnya Babi ngepet, seseorang menggunakan ilmu hitam "
"Oh itu! Bapak percaya dengan babai ngepet?" Pak Roni justru panjang lebar menceritakan hal yang sedang hangat. Namun seperti halnya ayah aku tidak menanggapinya. Mataku ngantuk dan tertidur.
"Ayo sayang, kita sudah sampai" sekali lagi ayah mengejutkanku. Penerbangan terakhir membuat kami sampai larut malam, ditambah lokasi rumah yang jauh dari bandara membuat malam semakin larut. Komplek sudah sangat sepi. Aku sudah tidak tahan untuk sampai ke peraduan pulau kapuk, Kasur. Kami memasuki rumah dan ayah juga kelihatannya sangat capek dan mulai memasuki kamarnya.
"Oh My God!, Firly coba kemari nak..?" rasa kantukku tiba-tiba hilang setelah mendengar teriakan ayah dan aku bergegas menuju kamar beliau untuk melihat apa yang terjadi. Aku sangat terkejut melihat kamar yang berantakan, kertas tercecer disana-sini  dan sepertinya ada pencuri yang masuk rumah. Ada beberapa perhiasan mama dan uang yang telah raib. Aku terus mengamati kondisi kamar dan menemukan ayah duduk di tepian berjalan kesna kemari.
"Ayah, kumpulkan semua orang besok diruang tamu saya tahu pencurinya, termasuk tukang kebun kita, pak Selamet " sahutku tiba-tiba. Feeling detektifku mulai bekerja.
***
Pagi itu semua orang berkumpul di ruang tamu dan Ayah memulai pembicaraan.
"Baiklah pak Roni dan pak Selamet semalam saya masuk kamar dan berantakan. Perhiasan dan uang hilang" Ayah kelihatan emosi dan marah. Pak Roni dan pak selamet terkejut mendengar kabar tersebut dan tiba-tiba pak Roni Nyeletuk.
"Nah pak! Apa yang saya bilang pak, ada babi ngepet di komplek kita "