Satu tahun Pak Sumitro menjabat Kepala Desa Sukasakti. Beberapa pembangunan desa sudah dimulai seperti pengadaan jembatan, pengerasan jalan dan beberapa gardu untuk siskamling. Masyarakat cukup puas dengan kinerja pak Sumitro. Namun dalam benak pak Sumitro terbesit keresahan dan kegundahan. Hal ini di sampaikan kepada Pak Hardi yang sekarang menjabat Sekretaris Desa Sukasakti.
"Pak Hardi, pembangunan jalan dan beberapa jembatan sudah mulai dibangun, saya ingin semua juga turut begabung dengan kita termasuk pak Karno ini demi pembangunan desa kita."
"Pak Karno? Maksud bapak Pak Karno yang menjadi rival bapak di pemilihan Kades " sahut Hardi sedikit terkejut. "Iya pak Hardi, sejak program bersih-bersih calo di gulirkan dia tidak mempunyai pekerjaan, mungkin pengalamannya di bidang pemerintahan akan membantu kita dalam administrasi"
"Apa Bapak tidak khawatir dengan keberadaan dia di tim kita? " lanjut pak Hardi sembari memberikan masukan kepada "bosnya". Kekhawatiran pak Hardi cukup berlasan karena Pak Sumitro adalah kepala desa baru yang tidak mempunyai pengalaman pemerintahan serta administrasi desa. Hal ini mengingat kegiatan dia sebelum kepala desa adalah pemuka agama yang dikagumi di desa Sukasakti.
"Ah jangan berprasangka buruk." Sahut pak Sumitro meyakinkan pak hardi yang masih belum tenang.
"Terserah Bapak, yang penting tidak menghambat kinerja desa. Lalu apa posisi yang pas untuk pak Karno"
"Nanti saya pikirkan" mimik muka pak Sumitro begitu serius dengan mengernyitkan jidat yang terlihat dua titik yang menghitam di permukaannya. Waktupun terus bergulir, menginjak tahun ketiga warga desa sudah mulai merasakan kinerja kepala desa baru. Pak Karno diberikan amanat menjadi bendahara desa yang juga mengurusi administrasi LPJ dana desa bersama kepala desa.
Seiring bejalannya waktu pak Sumitro dan Pak Karno sering keluar kota dengan alasan ke kantor kapubaten di karenakan letaknya yang jauh setiap kali mereka melakukan perjalanan setidaknya harus menginap dan di lanjutkan keesokan harinya.
"Besok kamu berangkat duluan saja, kita bertemu di terminal, ingat suruh orangnya menyiapkan koran"
"Baik pak" sahut Pak Karno mengiyakan perintah pak Sumitro.
Keesokan paginya pak Karno berangkat ke kantor kabupaten karena harus mengurus administrasi Desa. Setelah beberapa jam sampai di tempat tersebut pak Sumitro menyusul dan bertemu di pojok terminal. Dengan jaket jeans dan sepatu besar dia keluar dari mobilnya. Dua kopi sudah menunggu mereka.