Sore itu kami berbincang dengan salah satu nelayan yang luar biasa menurutku, pengalaman berlayar yang sangat tidak biasa aku dengar dari pernah ditangkap polisi laut, hingga kapal yang terbalik. "Wow" hanya itu yang aku bisa keluarkan dari bibirku.
Selepas kami berbincang dengan nelayan kami melanjutkan perjalan kami menyusuri pulau menuju pantai. sepanjang jalan kami berbincang mengakrabkan diri satu sama lain, bercanda gurau saling mengejek yang ada di dalam benakku saat itu adalah "Ternyata mereka pada lucu-lucu yah".Â
Setibanya kami di pantai aku memilih untuk sedikit menjauh untuk menikmati sore sendiri, Tidak ada yang lebih menyenangkan dibandingkan duduk di atas pasir putih lembut, sambil memandang  matahari yang perlahan meninggalkan tahtanya, duduk sendiri melihat kebahagian  kawan-kawan yang senang dengan bermain bola, mencari kerang, maupun mengabadikan setiap moment dipulau ini.
Sore itu adalah obat bagiku, obat akan lelah dan letihku. senja kedua yang aku lihat di makassar. Senja  selalu saja indah dipandang mata, tak pernah ada kekecewaan yang dia berikan kepada penikmatnya namun keindahannya hanya sementara, mempertemukan dengan gelapnya malam tanpa bintang tetapi tetap masih menyombongkan diri seakan tidak ada yang dapat menggantikannya,Â
Sore itu kami menghabiskan waktu bersama dengan bermain, penutup hari yang indah ditemani rembulan yang mulai menampakkan dirinya menghempas semua sisa senja sore itu.
selepas dari pantai kami membersihkan diri, ibadah, lalu kemudian makan malam. malam ini kami tidur di rumah yang telah kami sewakan, nampaknya lumayan kokoh, cukup berdebu, sedikit gelap, dan yang paling penting adalah horor.Â
Cukup menakutkan sebenarnya tetapi karena kami rame rasanya tidak begitu menyeramkan (walaupun dalam hati tetap was-was siapa tahu setannya muncul).Â
Malam itu kami menutup malam dengan bermain game, membuat kami semakin dekat dan akrab, aku ingat pada malam itu salah satu teman kelasku baru mengenalku saat di pulau dan itu sangat mengejutkan bagiku karena game yang kami mainkan adalah memberikan perhatian lebih kepada nama yang kami dapat.
Pantas saja aku merasa tidak diperhatikan ternyata dia tidak mengenaliku (sebel banget sebenarnya dan shock juga), dan malam itu juga aku disuruh untuk lebih mengakrabkan diri dengan teman-teman modulku, baiklah aku akan mencoba. Malam makin menampakkan diri, kantuk pun tak mampu tuk dibendung waktunya kami mengistirahatkan jiwa-jiwa yang lelah.Â
Malam itu aku menyebutnya dengan "malam penuh drama" dari kasur yang penuh dengan semut hingga salah satu teman yang ketindihan, sebenarnya aku tidak tahu menahu tentang itu, aku mendengarnya dari teman-teman yang pada saat itu masih sadar jadi aku tidak akan cerita banyak.
Fajar mulai menampakkan diri, suara adzan mulai terdengar, ayam berkokok saling sahut menyahut menandakan hari telah berganti, pagi yang indah untuk meninggalkan pulau yang indah pula kami berpamitan kepada keluarga yang telah menyambut kami.Â