Tak ada yang berubah dari Makassar dari terakhir aku lihat. Masih sama panasnya, macetnya, pengemis di pinggir jalan, orang-orang yang membantu menyebrang tak ada yang berubah semua penempatannya masih sama. petualangan yang panjang menantiku di depan sana.Â
Di sini lah aku di depan tempat yang aku akan tinggal selama di Makassar pondok madinah namanya, aku ditempatkan di lantai 1 kamar 8. ku buka pintu kamar wajah-wajah asing menyambutku "semoga mereka orang-orang yang asik" gumamku.
***
Hari sabtu pada minggu awal di Unhas kelas modul nusantara kesan pertama yang cukup buruk untuk diingat kembali. merasakan suasana baru di kelas dimana aku tidak mengenal siapa pun adalah suatu hal yang menyiksa bagiku,
Tidak banyak yang aku kenal dalam kelas pertama modul ku kalau bisa dibilang aku cuma mengenal seorang di kelas modulku. Cukup miris untuk diingat kembali pandangan pertama yang aku berikan kepada teman-teman kelas modulku.
sore itu adalah para nelayan yang beristirahat selepas menangkap ikan, bercanda gurau satu sama lain, pemandangan yang damai ditemani senja yang memanjakan mata.Â
Wisata kemaritiman pertama adalah pelabuhan Poetere. sama seperti sebagaimana fungsi pelabuhan pada umumnya yaitu bongkar muat barang, perdagangan dan keberangkatan penumpang. yang aku ingat padaWarna orange yang gagah bertahta di langit seperti tak ada yang dapat menggantikannya didampingi dengan suara lembut ombak yang menenangkan hati.
Tak mampu lagi aku berkata-kata dengan ciptaan tuhan yang saling adu rayu, menyombongkan diri bahwa mereka adalah pasangan teromantis di jagat raya. Ah, iri rasanya melihat sesuatu yang tak bisa menyatu saling berdampingan menciptakan keindahan tiada tara.
Sore itu kami menjumpai salah satu nelayan di sekitar pelabuhan, pak Reza namanya (nama samaran).. salah satu nelayan yang telah berlayar lebih dari 10 tahun berlayar melalang buana menyusuri lautan Sulawesi.
tidak banyak yang aku ingat tentang apa yang di bicarakan aku tidak begitu menyimak apa yang disampaikan beliau. tapi yang pastinya ada alasan dibalik pertemuan kami pada sore itu, mungkin akan kita ketahui di masa yang akan datang.
***Â