Mohon tunggu...
Alika AdwaPutri
Alika AdwaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya seorang mahasiswi semester gasal di salah satu Universitas yang ada di Jakarta.

Saya tertarik dengan dunia broadcasting, saya suka menyanyi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Horor (Rumah Hantu)

5 Juli 2022   21:07 Diperbarui: 5 Juli 2022   21:23 4236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Karena paksaan yang tidak beralasan itu, Deni akhirnya mengiakan permintaan perempuan tersebut sambil mengancam "Apabila kamu tidak dapat membuat bagian belakang seseram ekspektasi saya, kamu akan menerima konsekuensinya". 

Tinggal menghitung hari, festival akhir semester pun akan dilaksanakan.  Deni yang memiliki tanggung jawab paling besar bertugas memeriksa persiapan rumah hantu. Tetapi murid perempuan yang menjaga area paling belakang itu hanya membawa cat warna putih dan tidak mempersiapkan hal-hal lainnya. 

Di satu sisi, Deni dan anggota lainnya khawatir. "Hei, apakah kamu tidak punya rasa tanggung jawab? Festival akan dimulai beberapa hari lagi, dan kamu hanya membawa ini?!". Murid perempuan itu pun menjawab "kan yang penting hanya menjadi paling seram". 

Ucapannya seolah menahan tangis, ia melihat anggota lainnya dengan tatapan penuh kebencian. Para anggota yang merasa aneh dengan tatapan itu, dengan ragu meninggalkan tempat. 

Sehari sebelum festival dimulai. Semua anggota berkumpul untuk pemeriksaan terakhir. Murid perempuan itu masih saja membawa cat putih. Satu hal yang ditambahkan adalah lampu halogen yang mengeluarkan sinar cukup terang. Jika orang masuk ke area itu, lampu akan menyala secara otomatis.

Melihat itu, seluruh anggota tidak bisa menahan rasa kecewa mereka. Mereka membayangkan omelan seperti apa yang harus mereka terima apabila acara tidak berlangsung sukses. Merekapun hanya bisa kembali mempersiapkan masing-masing area untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Hari festival itu pun tiba. Sebelum rumah hantu itu dibuka, seluruh anggota berkumpul untuk berdoa bersama agar acara dapat berlangsung dengan baik. Saat Deni mengabsen anggotanya, hanya murid perempuan itu yang tidak ada. 

Karena banyak anggota yang menghiraukannya, jadi mereka berdoa tanpa murid perempuan itu. Setelah melakukan doa bersama, rumah hantu pun dibuka. Pengunjung pun mulai mengantre untuk masuk ke rumah hantu satu per satu. 

Tamu pertama yang masuk adalah aku. Saat memasuki rumah hantu, ada lorong berlanjut yang diterangi dengan cahaya redup. Jika menyusuri lorong maka akan muncul peralatan seram yang mengayun dari atas ke bawah, maupun dari sisi kanan ke kiri. 

Suara teriakan yang menakutkan juga terdengar. Persiapan ini cukup matang, hingga aku tak sadar sudah berada pada area terakhir. 

Tempat itu sangat gelap, tidak ada penerangan satupun. Sebelum pintu keluar, terdapat dua penanda arah yang masing-masing bertuliskan seperti ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun