Program-program yang dibuat pemerintah yang memiliki orientasi pada kedermawanan ini bisa jadi menimbulkan buruknya moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan untuk orang miskin seharusnya lebih difokuskan kepada menciptakan budaya ekonomi produktif dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Di sisi lain, dengan adanya program-program bantuan sosial dapat menimbulkan adanya korupsi dalam pelaksanaannya. Lebih dari itu, program-program yang dibuat oleh pemerintah lebih baik disalurkan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) seperti bantuan biaya sekolah dan untuk aspek kesehatan masyarakat dibandingkan dengan bantuan sosial yang berupa sembako, bantuan uang yang diberikan langsung kepada masyarakat. Hal lain yang dapat membuat program penanggulangan kemiskinan gagal yaitu kurangnya pemahaman dan juga sosialisasi berbagai pihak mengenai penyebab kemiskinan sehingga program-program pembangunan yang ada tidak berdasarkan isu kemiskinan yang ada.
Dalam studi kasus permasalahan kemiskinan konteks ekonomi politik ini, seperti pada kenaikan BBM di Indonesia. Pada dasarnya krisis ekonomi di Indonesia tidak terlepas dari kekuatan politik dan ekonomi di beberapa negara di dunia. Berbagai negara cenderung mengarah kepada sistem ekonomi pasar bebas yang menjunjung tinggi persaingan sebagai salah satu cara mendapatkan keberhasilan dalam bidang ekonomi, bukan cooperation. Kekuatan politik mengarah pada sistem demokrasi yang kebarat-baratan, yaitu dengan melakukan apa saja selama menguntungkan negara tersebut. Penentuan harga bahan bakar minyak di Indonesia dipengaruhii juga oleh harga minyak dunia. Hal tersebut karena Indonesia sebagai negara OPEC dan juga sebagai negara penghasil minyak. Adanya globalisasi ekonomi yang berdasarkan persaingan bebas ternyata berdampak cukup besar kepada kondisi ekonomi Indonesia. Lebih dari itu, dengan adanya globalisasi sisi negatifnya yaitu negara-negara maju dapat menguasai dan mengeksploitasi negara-negara yang berkembang dan miskin termasuk dalam menentukan harga BBM di suatu negara. Oleh karena itu, Indonesia harus bisa menjadi negara yang diperhitungkan dalam strategi ekonomi dunia dan menjadi negara yang memiliki karsa yang kuat.
BBM adalah salah satu komoditas yang dibutuhkan semua lapisan masyarakat baik itu di negara maju maupun di negara berkembang. Dengan adanya kenaikan BBM juga berdampak pada seluruh sektor industry, ekonomi, dan segala aspek kehidupan masyarakat. Selain itu, kenaikan BBM juga berdampak kepada makro ekonomi Indonesia. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan ketidakmampuan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan BBM bagi masyarakat yaitu karena belum dilaksanakannya pendayagunaan dan pengelolaan sumber daya minyak secara optimal, baik itu dari sisi teknologi, produksi, manajemen, sumberdaya manusia, dan juga faktor lain yang signifikan.
Sejalan dengan adanya hukum penawaran, jumlah produksi minyak mentah akan berpengaruh pada harga minyak di negara itu sendiri. Di Indonesia, adanya berbagai faktor diantaranya yaitu ketersediaan sumber minyak bumi yang terbatas, letak lokasi yang kurang teridentifikasi, teknologi produksi, sumberdaya pengelola yang belum optimal, dan juga berbagai faktor strategis dan teknis lainnya yang menyebabkan produksi minyak mentah mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Seperti pada tahun 1999-2003, yang mana mengalami penurunan produksi sebesar 0,105 juta barel per hari, kecuali pada tahun 2003-2004 naik dari 1,10 juta barel per hari menjadi 1,15 juta barel perhari, atau naik sebesar 0,05 juta barel per hari. Namun dengan adanya kenaikan pada tahun tersebut lebih rendah dari produksi minyak pada tahun 2002 yang bahkan produksi minyak mentah Indonesia diperkirakan untuk tahun 2005 sebanyak 1,13 juta barel per hari, sehingga menurun 0,13 juta barel dibandingkan produksi tahun 2002 sebanyak 1,26 juta barel per hari. Penurunan jumlah produksi minyak mentah di Indonesia, menyebabkan adanya kebutuhan minyak dalam negeri tidak terpenuhi dan sesuai dengan hukum penawaran akan menyebabkan harga minyak meningkat. Belum optimalnya berbagai pengelolaan terhadap sumberdaya minyak di satu sisi dan sisi lain adanya kebutuhan minyak yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan masyarakat Indonesia, menimbulkan ketidakseimbangan antara supply dan demand. Lebih dari itu, adanya ketidakseimbangan atau under supply ini merupakan salah satu indikasi yang menyebabkan berfluktuasi harga minyak kearah peningkatan harga yang terus menerus terjadi di Indonesia, yang mana sebuah negara jumlah penduduknya semakin bertambah.
Dengan adanya penjelasan tersebut, ketidakmampuan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri menyebabkan Indonesia harus melakukan impor BBM. Padahal pada dasarnya Indonesia merupakan negara yang kaya sumber binyak dan seharusnya menjadi pengekspor minyak. Hal ini merupakan salah satu penyebab adanya permasalahan kemiskinan yang terus menerus ada di Indonesia. Banyak cara untuk menangulangi adanya permasalahan kemiskinan seperti memfokuskan invetasi di bidang pengembangan sumber daya manusia, khususnya dalam bidang pendidikan. Selanjutnya dengan menyusun kebijakan yang mengarah pada stabilitas ekonomi dengan menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat tercapai dan hasilnya bisa terdistribusikan pada seluruh lapisan masyarakat secara adil, menciptakan lingkungan kompetisi yang adil bagi usaha kecil dengan merubah struktur ekonomi yang monopilistik dan antipersaingan, meningkatkan  akses kelompok-kelompok kecil terhadap berbagai sumber daya ekonomi, yaitu modal, tanah, serta informasi dan teknologi. Melakukan deregulasi terhadap komoditi yang pemasarannya diatur oleh pemerintah, menghapuskan berbagai pungutan bagi usaha kecil, dan juga mengalihkan subsidi dalam bentuk bantuan biaya operasional untuk institusi yang memiliki kineja yang bagus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H