Mohon tunggu...
Ali Jati
Ali Jati Mohon Tunggu... -

man jadda wajada

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siapa Bilang Sunni-Syiah Tidak Bisa Bersatu?

8 September 2012   18:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:44 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang bilang Sunni dan Syiah tidak mungkin bersatu. Menyatukan keduanya seperti menyatukan air dan minyak. Betulkah begitu?

Maaf, saya tidak setuju. Keduanya bisa bersatu. Bagaimana caranya? Dengan menghapus kebencian yang ada dan menggantinya dengan cinta.

Bagaimana caranya?

1.Hendaknya menghilangkan kebencian terhadap ahlul bait dan menggantinya dengan penghormatan serta pemuliaan terhadap mereka.

Mengapa begitu? Sebab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda:

وَأَهْلُ بَيْتِي ، أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي ، أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي ، أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي

"Ahlul baitku, Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlul baitku, Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlul baitku, Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlul baitku.. [Shahih Muslim 7/122-123]

Lantas, siapakah yang termasuk ahlul bait? Sahabat Nabi, Zaid bin Arqam radhiyallahu 'anhu setelah meriwayatkan hadits di atas ditanya oleh Husain: “Siapakah Ahlul Bait beliau wahai Zaid? Bukankah istri-istri beliau termasuk ahlul baitnya?

Zaid menjawab, " Para istri Nabi memang termasuk Ahlul Bait, akan tetapi yang di maksud di sini, orang yang diharamkan sedekah atas mereka sepeninggal beliau. Lalu Husain bertanya: "Siapakah mereka? " Zaid menjawab:

هُمْ آَلُ عَلِيْ و آَلُ عُقَيْلٍ وَ آلُ الْعَبَاسِ قَالَ

“Mereka adalah keluarga Ali, keluarga 'Uqail, keluarga Ja’far, dan keluarga Abbas ?

Husain bertanya kembali:

أَكُلُّ هَؤُلاَءِ حَرُمَ الصَّدَقَة ؟ قَالَ: نَعَمْ (صحيح مسلم 7/122-123

Apakah mereka semuanya diharamkan zakat ? Zaid menjawab: Ya… [Shahih muslim 7/122-123]

Kalau begitu, Ahlul Bait pun mencakup istri-istri Nabi. Maka, hendaknya kita menghilangkan kebencian terhadap para istri Nabi dan menggantinya dengan menghormati dan memuliakan mereka.

Mengapa begitu? Sebab, selain mereka adalah Ahlul Bait mereka pun ibu-ibu kita. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ

"Nabi itu lebih berhak untuk dicintai kaum mukminin daripada diri mereka sendiri, sedangkan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka (kaum mukminin).” (QS. Al Ahzab: 6)

Di antara istri Nabi yang perlu kita hormati dan kita muliakan adalah Aisyah binti Abi Bakar Ash-Shiddiq.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling engkau cintai?” Beliau menjawab, “Aisyah.” Beliau ditanya kembali: “Dari kalangan laki-laki? " Beliau menjawab, “Bapaknya.” (HR. Bukhari no. 3662 dan Muslim no. 2384)

Karena kedudukan Aisyah yang begitu mulia, tidaklah salah bila ahlulbait di antaranya Musa al-Kazhim dan Ali al-Hadi memberi nama putri mereka dengan nama Aisyah. (lihat Al-Irsyad hal. 302&312, al Fushul al-Muhimmah hal. 242 dan Kasyful Ghummah: 3/26)

2.Hendaknya menghilangkan kebencian terhadap para sahabat Nabi dan menggantinya dengan penghormatan serta pemuliaan terhadap mereka.

Mengapa begitu? Karena Allah telah berfirman:

"Dan orang-orang yang terlebih dulu (masuk islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maka Allah telah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. dan Allah telah mempersiapkan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang sangat besar.” (QS. At Taubah: 100)

Dan Allah juga telah berfirman:

“Bagi orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin yang diusir dari negeri-negeri mereka dan meninggalkan harta-harta mereka karena mengharapkan keutamaan dari Allah dan keridhaan-Nya demi menolong agama Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar. Sedangkan orang-orang yang tinggal di negeri tersebut (Anshar) dan beriman sebelum mereka juga mencintai orang-orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin) dan di dalam hati mereka tidak ada rasa butuh terhadap apa yang mereka berikan dan mereka lebih mengutamakan saudaranya daripada diri mereka sendiri walaupun mereka juga sedang berada dalam kesulitan.” (QS. Al Hasyr: 8-9)

Imam Ali pun memuji para sahabat Nabi:

لقد رأيت أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم، فما أرى أحداً يشبههم منكم لقد كانوا يصبحون شعثاً غبراً، وقد باتوا سجّداً وقياماً يراوحون بين جباهِهِم وخـدودهم ويقفون على مثل الجمر من ذكر معـادهم، كأن بين أعينهم رُكب المعزي من طول سجودهم، إذا ذكر الله هملت أعينهم حتى تبُلَّ جيوبهم، ومـادوا كمـا يميـد الشجـر يوم الريح العاصف، خـوفاً من العقاب ورجـاءً للثواب

"Sungguh, aku telah menyaksikan para sahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka aku tidak melihat seorang pun dari kalian yang dapat menyamai mereka. Mereka siang hari bergelimang pasir dan debu (di medan perang), sedang di malam hari banyak sujud dan beribadah kepada Allah silih berganti. Tampak semangat dari wajah-wajah mereka. Mereka seakan-akan berpijak di atas bara api bila ingat akan Akhirat. Tampak bekas sujud di dahi mereka dikarenakan lamanya sujud mereka. Bila mereka berdzikir kepada Allah berlinanglah air mata mereka sampai membasahi baju mereka. Mereka condong laksana condongnya pohon di waktu berhembusnya angin dengan keras, karena takutnya mereka akan siksa Allah, serta mengharapkan pahala dan ganjaran dari Allah”. (Nahjul Balaghah syarh Muhammad ‘Abduh hal. 225)

Karena itu, tidaklah salah bila Imam Ali berkata:

أوصيكم في أصحاب رسول الله ، لا تسبوهم، فإنهم أصحاب نبيكم، وهم أصحابه الذين لم يبتدعوا في الدين شيئاً، ولم يوقروا صاحب بدعة، نعم! أوصاني رسول الله في هؤلاء .

"Aku mewasiatkan kalian tentang para sahabat Rasulullah yaitu janganlah kalian memaki mereka, karena sesungguhnya mereka adalah sahabat-sahabat Nabi kalian. Mereka adalah sahabat-sahabat beliau yang tidak pernah melakukan sedikit pun bid'ah dalam agama dan mereka pun tidak pernah memuliakan orang yang berbuat bidah. Ya! Rasulullah telah memberiku wasiat tentang mereka. ” (Hayatul Qulub juz 2 hal 621)

Di antara para sahabat Nabi yang harus kita hormati dan muliakan adalah Abu Bakar dan Umar.

Imam Ali berkata:

“إن خير هذه الأمة بعد نبيها أبو بكر وعمر”

"Sesungguhnya orang terbaik pada umat ini sepeninggal Nabi mereka adalah Abu Bakar dan Umar. “(Kitab Asy-Syafi juz 2 hal. 428)

Karena cintanya imam Ali terhadad dua sahabat Nabi ini, beliau pun menikahkan putrinya, yaitu Ummu Kultsum dengan Umar bin Khatthab (lihat Furu al-Kafi: 6/115, asy-Syafi' hal. 116, Syarh Nahj al-Balaghah: 3/124 dan lain-lain)

Bukan cuma itu, di antara putra beliau pun ada yang diberi nama Abu Bakar dan Umar. Adapun putra beliau yang bernama Abu Bakar ini adalah hasil pernikahan antara beliau dengan Laila binti Mas'ud ad-Darimiyah (lihat Kasyf al-Ghummah fii Ma'rifah al-Aimmah karya Ali al-Arbili: 2/66)

Adapun putra beliau yang bernama Umar ini adalah hasil dari pernikahan beliau dengan Ummu Habib binti Rabi'ah(lihat Kasyf al-Ghummah fii Ma'rifah al-Aimmah karya Ali al-Arbili: 2/66)

Inilah bukti kecintaan beliau kepada dua sahabat Nabi yang mulia ini.

Makanya, tidaklah salah bila beliau berwasiat:

حبيباي وعماك ابوبكر وعمر اماما الهدى وشيخا الاسلام ورجلا قريش والمقتدي بهما بعد رسول الله صلى الله عليه وآله من اقتدى بهما عصم ومن اتبع آثارهما هدى الي صراط مستقيم .

"Mereka adalah dua orang yang aku cintai dan merupakan kedua pamanmu, yaitu Abu Bakar dan Umar; dua orang pemimpin yang mendapat petunjuk, dua Syekhul islam, dua orang Quraisy yang menjadi panutan setelah Rasulullah. Siapa yang meneladani keduanya, niscaya dipelihara (oleh Allah) dan siapa yang mengikuti jejak keduanya, niscaya mendapat petunjuk kepada jalan yang lurus. ”  (Talkhish Asy-Syafi juz 2)

Aduhai, indahnya perkataan beliau…perkataan yang tulus dari hati yang paling dalam..

Inilah cinta. Mari kita ubah kebencian menjadi cinta. Niscaya damailah dunia…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun