Mungkin kalimat itu benar. Tak ada yang salah. Â Tapi semakin sepi, suasana menuntunku untuk terus mengejamu tanpa jeda. Menyebut namamu dalam pintalan doa demi doa.
Tak pernah kuperdulikan hasil apa yang akan terwujud di balik setiap pinta. Yang kutahu berdoa itu baik. Sama baiknya ketika jerih payah dilakukan tanpa henti. Dan karena Tuhan Maha mendengar.
Kau tahu? Bagiku tak ada keindahan yang lebih indah saat kau menanyakan kabar dengan caramu yang unik. Tingkah menggelitik yang semua itu mengantarkanku pada tawa dan rasa geli yang sulit tergambarkan.
Ah, sedang bicara apa aku ini? Sudah, cukup... esok hari matahari kan kembali terbit.
Ya, semoga benar-benar terbit. Dan sisa nafas ini masih bisa kugunakan untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang tertunda. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H