"Siapkah kalian generasi IKN!" tanya Pak Hamdani.
"Siap!" sahut peserta upacara.Â
Awal sekolah yang sungguh berkesan bagiku.Â
Pulang sekolah kembali kuamati alat-alat berat yang tadi pagi masih membisu. Mereka berlomba menderu. Ada yang membersihkan dan mengeruk tanah di bahu jalan. Ada pula truk menguruk dengan pasir dan diratakan alat berat lain. Debu tebal menari-nari.Â
Tak sengaja aku bertatap mata dengan salah satu pria yang tampak mengawasi para pekerja. Lelaki itu masih muda. Dia melempar senyum padaku. Aku pun membalasnya.Â
"Semangat sekolahnya, Dek!" teriak Bapak itu saat sepedaku meluncur berlalu. Aku pun menoleh dan mengangkat tangan kanan.Â
Sesampainya di rumah, kulihat Nenek sedang duduk di teras. Saat panas terik begini. Duduk santai di teras ulin, menjadi pilihan. Rimbun pohon ceri begitu teduh.
 **
Kokok ayam bersahutan pagi ini. Riuh sahutannya. Ayam di kandang sudah banyak. Kandang tak lagi muat.
"Bangun, Andi, salat subuh," aku terbangun.Â
Saat terbangun, aku pun terduduk, berusaha membuka mata.Â