Mohon tunggu...
ali hasan
ali hasan Mohon Tunggu... -

seseorang yang sedang belajar menulis secara baik dan benar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku, Kau dan surat Ayahku

3 Oktober 2012   21:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:17 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“iya. Bu.. saya akan memutusnya..”

Malam yang panas membuat diriku gerah memikirkan jawaban ibu untuk memutus Wati, tetapi hatiku berat untuk memutus Wati. Dan aku mulai berfikir semestinya aku memilih ayahku dan besok aku harus bilang kepada wati kalo hubungan ini tak bisa berlanjut dan aku akan menceritakan pada wati.

Pagi yang sejk diselimuti mendung yang hitam kelam,cuaca yang tak cerah membuat hatiku gundah hari ini sebelum aku berangkat sekolah aku akan menemui wati dipasar sesampainya aku dipasar aku langsun mengajaknya pergi keluar pasar.disitu aku mulai mengakhiri hubungan aku degan wati dan disitu aku juga menjelaskan mengapa aku mengakhiri hubungan ini, tak kuduga dia sangata terpukul dan dia berlari dijalan yang ramai tanpai kusadari dia tertabrak mobil dan akhirnya dia meninggal ditempat, aku merasa bersalah aku tak kuat melihatnya bersimbah darah aku sangat menyesal karena telah membuat dirinya meninggalkan dunia ini.

Setelah kejadian itu hari-hariku merasa memikul dosa yang besar dan aku tak kuat dengan cobaan ini dan aku takkan mengulang perbuatanku dan aku akan sungguh-sungguh belajar keras untuk menebus semua dosa-dosaku yaitu aku meminum racun serangga seketika aku sekarat dan mungkin nyawaku akan hilang tetapi saat aku menengguk racun serangga diketahui ibuku dan aku langsung dilarikan kerumah sakit hal yang bodoh yang pernah aku alami membuat kejiwaanku terganggu dan akhirnya aku dititipkan dirumah sakit jiwa dan itu hari-hariku sebelum aku mengadap sang illahi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun