Mohon tunggu...
Alifya Putri Pratiwi
Alifya Putri Pratiwi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Peningkatan Pemilihan Pangan "Asuh"

10 Februari 2020   20:24 Diperbarui: 10 Februari 2020   20:32 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Penyuluhan di Posyandu Melati II Kedungsugih Pagerbarang Tegal oleh Tim I KKN Undip 2020. (Gambar: dokumen pribadi).

Pada tanggal 13 Januari 2020, TIM I  KKN UNDIP 2020, di Desa Kedungsugih -- Pagerbarang, Tegal, telah melakukan kegiatan penyuluhan yang bertempat di Posyandu Melati II, kebetulan juga berada di rumah tinggal Bapak Johari. 

Kegiatan penyuluhan tersebut dimaksudkan sebagai tugas dari kampus, untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat di desa setempat.

Apakah Pangan ASUH itu?

Awal mula kegiatan adalah dengan memberikan materi kepada ibu-ibu warga Kedungsugih tentang pangan hasil ternak yang ASUH. Sedangkan ASUH sendiri adalah kepanjangan dari Aman, Sehat, Utuh dan Halal.

Kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat terutama warga Desa Kedungsugih dapat mengetahui pentingnya mengkonsumsi pangan yang aman, sehat, utuh dan halal. 

Pangan asal ternak dibutuhkan oleh masyarakat untuk pertumbuhan, perkembangan, kesehatan dan kecerdasan. Sehingga pemilihan pangan perlu diperhatikan dengan baik agar dapat memenuhi kebutuhan gizi. 

Makanan yang aman artinya makanan tersebut tidak tercemar oleh bahaya secara fisik (bakteri, mikroorganisme), kimiawi (pestisida, gas beracun) dan fisik. 

Sedangkan makanan yang sehat adalah makanan itu memiliki zat-zat yang dibutuhkan dan berguna bagi kesehatan tubuh manusia. 

Makanan yang utuh adalah makanan tersebut tidak dicampur dengan bagian tubuh hewan lainnya. 

Sedangkan makanan yang halal artinya makanan tersebut berasal dari hewan yang disembelih sesuai dengan syariat Islam. 

Saat ini banyak para pedagang yang melakukan kecurangan-kecurangan agar memiliki keuntungan yang maksimal. Contohnya pada daging, terdapat daging formalin, daging gelonggongan, daging tiren (mati kemaren) dan daging yang telah dicampur dengan daging lainnya. 

Padahal makanan-makanan itu sangat tidak layak dikonsumsi dan membahayakan bagi kesehatan masyarakat. Hal yang demikian harus diberitahukan kepada masyarakat agar tak mengkonsumsinya, meski harga pembeliannya jauh lebih murah daripada daging ASUH.

Bagaimana Cara Memilih Kualitas Daging yang Baik?

Kegiatan kedua, memberitahu warga bagaimana cara memilih daging yang memiliki kualitas baik. 

Kualitas daging dapat dilihat melalui warna dan bau daging. Daging yang berformalin pada umumnya memiliki kulit yang tegang dan tidak dihinggapi oleh lalat. 

Daging ayam yang mati sebelum disembelih pada umumnya memiliki warna kehitaman pada bagian tubuhnya dan organ lainnya. 

Sedangkan daging ayam tiren memiliki bau anyir dan bagian kulitnya kasar terdapat bercak darah. 

Serta daging sapi gelonggongan memiliki ciri permukaan daging basah dan biasanya penjual tidak menggantung daging tersebut karena jika digantung daging akan mengeluarkan air sehingga berat daging akan berkurang. 

Kegiatan diakhiri dengan pemberian leaflet kepada ibu-ibu yang mengkuti kegiatan penyuluhan ini dan berfoto bersama kader posyandu.

Foto bersama dengan kader posyandu. (Gambar: dokumen pribadi).
Foto bersama dengan kader posyandu. (Gambar: dokumen pribadi).
Alifya Putri Pratiwi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun