Mohon tunggu...
Alif Syuhada
Alif Syuhada Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

https://alifsyuhada.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Inklusi Keuangan, Hadiah Presidensi G20 Indonesia bagi Perempuan, Penyandang Disabilitas, dan Pemuda

31 Juli 2022   22:22 Diperbarui: 31 Juli 2022   22:29 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu-ibu penitip makanan ini adalah potret pengusaha kecil dan kaum perempuan di Indonesia secara umum. Posisi ekonomi mereka sangat rentan dan cukup susah untuk pulih seketika dari Pandemi Covid-19.

Apa yang membuat mereka sulit pulih? Tentu saja sulitnya pemodalan. Menurut saya, ada dua faktor yang membuat kaum perempuan kesulitan memperoleh modal.

Pertama, kaum perempuan umumnya tergantung secara ekonomi pada suaminya. Posisi ini membuat mereka tak punya kemandirian finansial. Ketergantungan perempuan terhadap suaminya semakin diperparah oleh situasi pandemi. Tak sedikit dari keluarga yang terpaksa menjual asset atau tabungannya terkuras selama pandemi. Otomatis, mereka tak punya modal.

Selain itu, pengusaha perempuan umumnya bekerja untuk membantu suaminya dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Sebab itu, mereka umumnya tak memiliki banyak simpanan modal.

Kedua adalah kurangnya lembaga keuangan menjangkau mereka atau (unbanked). Masih terdapat bias gender dalam layanan pemodalan, dimana laki-laki dianggap lebih minim risiko mengingat statusnya sebagai kepala keluarga dan bertugas mencari nafkah. Padahal jika mengacu pada data Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 60 persen dari total pelaku UMKM adalah perempuan, atau sejumlah 50 juta orang.

Kondisi perempuan yang unbanked berkorelasi rendahnya porsi kredit untuk pengusaha kecil-kecilan di negeri ini.

Porsi kredit UMKM Indonesia pada lembaga keuangan masih rendah, hanya sekitar 18% saja. Jumlah ini jauh lebih rendah ketimbang negara lain yang berkisar hingga 40% hingga 60%.Padahal, UMKM merupakan komponen penting dalam perekonomian nasional. UMKM mampu menyediakan 97% lapangan kerja dan berkontribusi pada PDB nasional lebih dari 60%.

Tanpa modal kuat, bagaimana usaha bisa sehat?

Lalu, mengapa banyak lembaga keuangan di Indonesia masih enggan melayani kredit kepada pengusaha mikro atau masyarakat kecil-kecilan?

Saya jadi teringat sebuah ungkapan: jadi orang miskin itu biayanya lebih mahal. Lha kok bisa? Iya. Dalam konteks bisnis, ungkapan itu masuk akal. Orang kaya umumnya mudah memperoleh modal karena mereka sudah dipercaya oleh investor atau bank.

Ambil contoh Ellon Musk. Ia tak akan kesusahan untuk dapat uang guna membesarkan perusahaannya sebab dianggap orang potensial, lebih minim risiko. Pemodal akan senang menitipkan uang pada Ellon Musk karena bisa memperoleh profit. Akhirnya, Ellon Musk pun mudah mengembangkan perusahaan mobil listrik hingga wahana antariksa. Ia pun jadi orang terkaya di dunia sebab banyak pemodal yang invest pada bisnisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun