"Kau. Kau Bajingan. Kau merusak semua bisnisku. Kau menghancurkannya. Apakah aku akan menerima seorang Bajingan dalam keluarga ? Tentu tidak, John." Tegas Ale
"Kau tau mengapa aku melakukannya ? Itu karena aku kehilangan kehormatanku, aku kehilangan sudut pandangku sebagai kakak. Yang Tertua. Yang Dihormati. Aku tidak bodoh, Ale, Aku tidak bodoh. Lihat, jika aku tidak memanfaatkan situasi ini, apa yang akan terjadi, tidak akan ada kontrak bisnis, Ale, tidak ada. Oh ya, aku lupa memberitahumu, jika Mariana adalah tumbal dari bisnis Roy, kenapa aku merelakan kekasihku dibunuh olehnya ? Agar mereka bisa bekerjasama lebih lanjut denganmu, menguasai saham Hadiwijaya, dan mereka memilikinya. Aku tidak bodoh, Ale, Kau yang bodoh. Kau tidak bisa membaca situasi. Sekarang aku tanya, setelah Marcos digulingkan, apakah mereka pulang ke Indonesia, tidak Ale, mereka akan pulang jika mereka selesai menikmati uang kontrakmu. Sekarang, kau renungkan dan aku akan pergi ke Bali untuk mengurus resorku." Timpal John
Mengetahui hal tersebut, Ale menyuruh Leonardo untuk menyambut kedatangan Roy dan Dorman di Bandara Soekarno-Hatta. Awal 1987, Roy dan Dorman datang ke Jakarta setelah permintaannya kepada Filipina untuk berganti kewarganegaraan ditolak dan suaka mereka ke Australia juga ditolak. Roy dan Dorman pun ditembak setelah dibuntuti oleh Leonardo dan Ricardo, aksi saling tembak menembak pun terjadi di jalan. Leonardo ditembak oleh Rocky, Ricardo membalasnya dengan menembak Rocky tepat di kepalanya yang membuat mobil tersebut terguling dan terbakar. Leonardo pun dimakamkan di TPU Pondok Indah.
Sang paman, Micky, ternyata berkomplot dengan BIN dan membocorkan rahasia bisnis Ale bahkan eksekusi-eksekusi yang telah dilakukan oleh Ale. BIN pun menyelidiki ucapan dari Micky dan ternyata BIN juga menaruh curiga terhadap Ale. Penyelidikan pun dimulai.
Ibunda Ale, Tommy, John, dan Thalia, Morgana, meninggal dunia akibat komplikasi yang dideritanya. Morgana meninggal di usia 65 tahun. Morgana pun dimakamkan di Kalibata disamping makam suaminya, Mario. Pernikahan kedua antara Thalia dan Frankie akhirnya disetujui oleh Ale, setelah Ale terus menerus menolak permintaan mereka berdua. Nasib pun berbanding terbalik dengan John, yang permintaan maafnya tidak dikabulkan bahkan John dianggap pengkhianat oleh Ale.
"Ale, Ale, tolong maafkan aku, aku salah, aku salah memposisikan diriku di keluarga. Tolong maafkan aku, maafkan aku." Pinta John sambil menangis
"Baiklah, aku memaafkanmu." Jawab Ale dengan raut terpaksa dan memeluk John layaknya saudara.
Konflik terus menerus terjadi di Keluarga Hadiwijaya, Diana terus menerus cekcok dengan Ale karena ia tidak mau melibatkan diri di bisnis kotor Ale, ia juga menghindari anak-anaknya tersebut dari bisnis kotor Ale.
"Aku tidak akan membiarkan, anak-anakku ikut terlibat dalam bisnis jahannammu, tolong jauhi aku." Pinta Diana
"Lancang sekali mulutmu, wanita kurang ajar." Amarah Ale sambil memukul pipi Diana yang mengakibatkan lebam di pipinya.
Awal tahun 1989, Diana pun menggugat cerai Ale dan resmi bercerai di pengadilan agama Jakarta Selatan dengan hak asuh anak dimenangkan oleh Diana. Thalia yang sangat dekat dengan Diana berjanji untuk menjadi penghubung antara Ale dengan anak-anaknya