Seperti Layaknya Kisah Kasih Remaja di usia 20an, Ryan dan Alya adalah sepasang sahabat yang mungkin bisa mengilustrasikan hal tersebut. Dipertemukan di TK, persahabatan mereka berlanjut dalam satu sekolah mulai dari SD, SMP, SMA, hingga sekarang masuk ke tingkat Perguruan Tinggi. Namun, didalam kisah persahabatannya mereka yang terjalin erat, ada hal tersirat yang ternyata tertanam dalam hati. Alya mencintai sahabatnya tersebut, namun Ryan menutup hatinya untuk Alya, Alya hanya sebagai tempat "curhat" untuk Ryan. Alya mempunyai karakter yang lugu, pintar, namun tertutup berbeda dengan Ryan yang cenderung supel, biasa-biasa aja, dan terkadang caper.Â
15 tahun sudah mereka menjalin persahabatan, sudah mengetahui baik buruk karakternya masing-masing, kebiasaan masing-masing, hingga hobi masing-masing. Suatu hari, saat Ryan sedang latihan sendiri di arena futsal dimana ia biasa latihan bersama dengan teman-temannya, Alya datang menemaninya. Gadis berambut kepang dan berkacamata tersebut disapanya dengan "Gadis Lugu, sini dong, main sama gue". Alya memang tidak marah karena sapaan Ryan tersebut sudah biasa kepada dirinya, yang ia mau hanya Ryan mencintainya, namun hal tersebut tidak mungkin terjadi pada dirinya. Suatu hari, Kampus tersebut kedatangan mahasiswi baru pindahan dari Australia, bernama Katrina. Faktanya, Katrina merupakan anak dari Kaprodi Sastra Inggris dimana Ryan dan Alya dalam prodi yang sama. Ryan pun langsung terpesona dengannya, dan ia pun salah tingkah dengannya. Berbagai cara pun dilakukan oleh Ryan untuk mendapatkannya, namun Katrina cuek-cuek aja menanggapi capernya Ryan.
Katrina pun akhirnya berkenalan dengan Alya, dan Katrina pun sering bertanya tentang sehari-harinya Ryan kepada Alya sebaliknya, Ryan juga sering bertanya obrolan Alya dengan Katrina sambil mengharapkan bahwa Katrina melontarkan pernyataan "Gue jadi suka sama Ryan". Alya pun tersadar, ia hanya menjadi "jembatan" bagi Ryan dan Katrina, namun Alya masih percaya masih ada harapan untuk membuat Ryan mencintainya. Hingga suatu saat, Kampus mereka berulang tahun, dan akan mengadakan pentas seni. Ryan memang sering mengamati Katrina yang senang bernyanyi juga, namun tiba-tiba Alya menawarkan dirinya untuk menjadi partner Ryan. Ryan pun berat menerima Alya untuk menjadi partnernya, tapi Ryan malah memberanikan dirinya untuk mengajak Katrina tampil bersama di Pentas Seni tersebut dan Katrina mengiyakan tawaran Ryan tersebut. Katrina mulai jatuh hati terhadap Ryan karena Ryan sering memberikan jalan tengah, mengerjakan tugasnya, dan membantunya menyarikan nada yang tepat untuk Katrina untuk tampil berdua. Kebersamaan mereka membuat Alya semakin terpojok dalam mengutarakan perasaannya kepada Ryan. Saat yang dinantikan pun tiba, Kemistri Ryan dan Katrina pun mulai disukai, namun ketika Alya ikut bernyanyi juga, Ryan pun semakin menjauhi Alya dan memeluk serta merangkul Katrina, sesudah acara tersebut dibelakang panggung, Ryan pun mengutarakan perasaannya kepada Katrina:Â
" Kate, sebenernya gue udah memendam perasaan ini udah lama, tapi gue tau lu selalu cuekin gue, malam ini gue pengen ngutarain perasaan gue yang sebenarnya. Gue jatuh hati sama lu, gue jatuh cinta sama lu, gue mau lu jadi pacar gue. Namun, gue sih sadar diri aja, lu mau nerima gue atau ngga".
"Gue ga mau kebanyakan drama. Gue mau jadi pacar lu. Gue selama ini sering nanya-nanya Alya tentang lu dan gimana keseharian lu, ternyata menarik buat gue. Gue udah siap jatuh cinta dan lu lah orangnya. Thanks ya Alya."
"Thanks ya Alya, thanks karena lu udah bantuin gue, you're my friends, Sis. I Love You as a friend".
Setelah itu, Alya langsung berpamitan dengan Ryan dan Katrina dan langsung pulang ke rumahnya dan menangis di kamar, ia merasa tidak ada harapan lagi untuk mencintai Ryan. Alya pun berpikiran bahwa dirinya tidak cantik seperti Katrina yang menjadi primadona di kampusnya bahkan Ryan pun jatuh hati kepadanya. Alya pun mulai belajar makeup, namun Alya malah menjadi bahan lelucon di kampusnya, bahkan Ryan dan Katrina menertawakannya.
"Alya, lu ada-ada aja sih dandan kek gini. Gacocok Alya, plis gue ga berhenti ketawa." Ujar Ryan.
Â
Alya pun menangis kencang di kamarnya ketika di rumah, ia pun sampai 3 hari tidak keluar kamar hingga suatu hari, datang Beasiswa untuk melanjutkan studinya ke Leiden Universiteit di Belanda. Alya pun mengiyakannya, dan esoknya ia langsung ke Bandara tanpa memberitahu Ryan dan Katrina. Sedangkan Ryan dan Katrina pun bermaksud untuk menanyakan kabar Alya, namun terlambat. Ryan dan Katrina langsung pergi ke Bandara untuk mencegah kepergian Alya.