Mohon tunggu...
Alif Kahlil Gibran
Alif Kahlil Gibran Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergrad Islamic Accounting Yogyakarta Islamic State University

work hard, play hard, repeat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tugas dan Fungsi Utusan Presiden: Peran Publik, Sosial, dan Pengaruh

22 Oktober 2024   12:50 Diperbarui: 22 Oktober 2024   12:54 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Raffi Ahmad & Nagita Slavina setelah pelantikan, instagram.com/raffinagita1717 

Utusan Presiden adalah individu yang ditunjuk oleh Presiden untuk melaksanakan tugas-tugas khusus, biasanya terkait dengan tugas-tugas diplomasi, sosial, atau komunikasi publik. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah tokoh publik dari berbagai latar belakang, seperti Raffi Ahmad dan Gus Miftah, telah diangkat menjadi bagian dari jajaran utusan presiden. Namun, apa sebenarnya fungsi, tugas, dan posisi mereka dalam struktur pemerintahan Indonesia? Artikel ini akan mengupas peran utusan presiden dan kaitannya dengan kekuasaan eksekutif.

Tugas Utusan Presiden: Representasi Khusus di Bidang Sosial

Utusan Presiden sering kali diberikan tugas spesifik yang berkaitan dengan bidang sosial, budaya, atau diplomasi informal. Mereka bukan pejabat negara dengan fungsi struktural, seperti menteri atau anggota lembaga negara lainnya, melainkan lebih berperan sebagai "duta" yang bertugas untuk mewakili kepentingan presiden dalam konteks-konteks tertentu. Beberapa tugas umum yang sering diemban oleh utusan presiden adalah:

  1. Penyebaran pesan-pesan moral dan sosial: Beberapa utusan presiden, seperti Gus Miftah, dikenal karena tugasnya untuk menyebarkan pesan-pesan moral, agama, dan sosial kepada masyarakat luas. Gus Miftah, misalnya, dikenal sebagai dai dan ulama yang sering berbicara di publik tentang moralitas, serta mengkampanyekan nilai-nilai Islam moderat. Dalam kapasitasnya sebagai utusan presiden, Gus Miftah berperan untuk menjembatani hubungan antara pemerintah dan komunitas agama dengan pendekatan yang lebih humanis.

  2. Penggalangan dan mobilisasi dukungan: Tokoh publik seperti Raffi Ahmad diangkat menjadi duta atau utusan presiden dengan tujuan tertentu, seperti dalam kasus kampanye vaksinasi nasional COVID-19. Raffi, sebagai selebritas dengan pengaruh besar di media sosial, memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya vaksinasi dan menyebarkan informasi yang tepat kepada pengikutnya, yang terutama berasal dari kalangan muda. Tugas Raffi di sini adalah untuk menggunakan platformnya guna mendukung program pemerintah.

  3. Diplomasi informal: Dalam beberapa kasus, utusan presiden juga dapat berperan dalam diplomasi informal dengan negara lain. Meskipun bukan diplomat karir, mereka bisa ditugaskan untuk mewakili presiden dalam acara-acara internasional yang bersifat kultural atau sosial, misalnya pertemuan-pertemuan antar budaya, festival internasional, atau acara keagamaan di luar negeri. Hal ini membantu menciptakan hubungan yang lebih santai dan mendalam antara Indonesia dan negara lain, tanpa keterbatasan formalitas diplomasi negara.

Fungsi Utusan Presiden dalam Struktur Pemerintahan

Meskipun memiliki tugas dan peran penting, utusan presiden tidak memegang jabatan struktural di dalam pemerintahan. Mereka tidak setara dengan menteri atau pejabat lembaga negara lainnya. Namun, mereka memiliki pengaruh sosial dan akses langsung kepada presiden, sehingga dapat berperan sebagai "perpanjangan tangan" presiden dalam hal komunikasi dengan masyarakat atau kelompok-kelompok tertentu.

Dari segi fungsional, utusan presiden biasanya tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kebijakan yang sifatnya strategis atau administratif. Namun, mereka berfungsi sebagai jembatan antara pemerintah dan masyarakat, khususnya dalam menjangkau kelompok-kelompok masyarakat yang mungkin lebih sulit dijangkau melalui jalur-jalur formal pemerintahan.

Sejarah dan Contoh Utusan Presiden

Penunjukan utusan presiden sebenarnya bukan hal baru dalam sejarah politik Indonesia. Sebelum era digital dan media sosial, presiden sudah sering mengangkat tokoh-tokoh publik sebagai duta informal atau juru bicara sosial untuk tujuan tertentu. Namun, dengan berkembangnya media sosial dan era keterbukaan informasi, utusan presiden dari kalangan selebritas dan tokoh agama menjadi lebih lazim, karena mereka memiliki pengaruh yang signifikan dalam menyampaikan pesan-pesan pemerintah kepada khalayak luas.

Misalnya, pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, ada sejumlah tokoh agama yang diangkat untuk mendekatkan hubungan antara pemerintah dan umat beragama, dengan tujuan memperkuat stabilitas sosial dan politik. Hal ini juga terjadi di era modern, dengan tokoh seperti Gus Miftah yang dikenal karena pendekatannya yang inklusif dan moderat terhadap isu-isu keagamaan di Indonesia.

Dalam konteks modern, peran utusan presiden menjadi semakin penting, karena mereka mampu menjembatani jarak antara pemerintah dan masyarakat, terutama melalui media sosial. Misalnya, Raffi Ahmad, dengan lebih dari 60 juta pengikut di Instagram, menjadi kekuatan besar dalam menyebarkan informasi tentang program vaksinasi nasional. Pengaruhnya sangat terasa di kalangan generasi muda yang lebih sering mengakses informasi melalui media sosial ketimbang melalui jalur-jalur tradisional seperti televisi atau koran.

Setara dengan Apa?

Jika kita berbicara mengenai hierarki atau status di pemerintahan, utusan presiden sebenarnya tidak memiliki posisi yang setara dengan pejabat-pejabat tinggi negara seperti menteri, kepala lembaga negara, atau pejabat eselon. Mereka lebih merupakan representasi informal dari pemerintah dan presiden dalam hal penyampaian pesan dan mobilisasi dukungan. Meski tidak memiliki kekuasaan administratif, peran mereka sangat penting dalam memperkuat citra pemerintah di mata masyarakat.

Namun, mereka masih memiliki pengaruh besar karena kedekatan mereka dengan presiden dan kemampuan mereka untuk mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan pemerintah dengan cara yang lebih personal dan dekat dengan masyarakat. Dalam konteks ini, utusan presiden bisa dikatakan setara dengan duta besar informal, meskipun tanpa tanggung jawab diplomatik formal.

Berapa Gaji Seorang Utusan Presiden?

Terkait dengan gaji utusan presiden, posisi ini tidak memiliki standar gaji formal seperti pejabat negara lainnya, misalnya menteri atau staf khusus presiden. Sebagai individu yang ditunjuk langsung oleh presiden, utusan presiden sering kali memiliki sifat penugasan yang lebih fleksibel dan tidak terkait secara langsung dengan struktur pemerintahan formal. Gaji atau honorarium yang mereka terima bisa bervariasi, tergantung pada perjanjian dengan presiden atau pemerintah terkait tugas-tugas yang mereka emban.

Seringkali, utusan presiden yang berasal dari kalangan publik figur atau tokoh agama tidak sepenuhnya bergantung pada honorarium tersebut, karena mereka sudah memiliki penghasilan dari profesi atau sumber daya lain yang mendukung kehidupan mereka. Namun, bisa dipastikan bahwa tugas ini lebih bersifat pengabdian dan kehormatan daripada semata-mata pekerjaan dengan imbalan finansial yang besar. 

Kesimpulan: Pengaruh dan Pentingnya Utusan Presiden

Secara keseluruhan, tugas dan fungsi utusan presiden adalah untuk membantu presiden dalam menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada masyarakat, baik itu di bidang sosial, agama, atau bahkan dalam program-program pemerintah seperti kampanye vaksinasi. Meskipun mereka tidak memiliki posisi formal dalam struktur pemerintahan, peran mereka sangat penting dalam menjembatani hubungan antara pemerintah dan masyarakat.

Raffi Ahmad dan Gus Miftah adalah dua contoh yang baik bagaimana utusan presiden dari kalangan selebritas dan agama dapat memberikan dampak positif bagi upaya pemerintah. Raffi, dengan pengaruh besarnya di kalangan generasi muda, dan Gus Miftah, dengan pendekatan keagamaannya yang moderat, keduanya memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkuat hubungan antara pemerintah dan masyarakat.

Pada akhirnya, peran utusan presiden akan selalu bergantung pada kebutuhan presiden dalam mengkomunikasikan kebijakan atau program-program tertentu kepada publik. Mereka adalah perpanjangan tangan presiden dalam menciptakan komunikasi yang lebih efektif dan inklusif dengan rakyatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun